Awas Fenomena Video Andini Permata! Ini Sederet Kasus Serupa yang Menjebak

Eko Faizin Suara.Com
Kamis, 24 Juli 2025 | 15:11 WIB
Awas Fenomena Video Andini Permata! Ini Sederet Kasus Serupa yang Menjebak
Awas Fenomena Video Andini Permata! Ini Sederet Kasus Serupa yang Menjebak [Ist via Batamnews]

Suara.com - Dunia maya Indonesia kembali dihebohkan dengan kemunculan video viral yang menyeret nama "Andini Permata" di media sosial.

Namanya merajai pencarian di TikTok, X (Twitter), hingga Telegram, memicu rasa penasaran massal, terutama di kalangan anak muda.

Namun, di balik kehebohan ini, terkuak sebuah pola berbahaya yang tidak hanya mengancam privasi, tetapi juga keamanan digital.

Kasus ini, meski tampak seperti skandal biasa, ternyata memiliki kemiripan dengan berbagai insiden video pribadi yang pernah menimpa sejumlah figur publik di tanah air, namun dengan sentuhan ancaman yang lebih modern.

Misteri Andini Permata: lebih dari sekadar video viral

Berbeda dengan kasus video syur yang pernah menimpa artis-artis ternama, fenomena link Andini Permata diselimuti misteri.

Hingga kini, tidak ada bukti valid yang bisa mengonfirmasi siapa sebenarnya sosok dalam video berdurasi 2 menit 31 detik tersebut.

Banyak pihak, termasuk pakar keamanan siber, menduga kuat bahwa identitas Andini Permata adalah nama fiktif yang sengaja diciptakan.

Tujuannya? Bukan sekadar mencari sensasi. Link-link video Andini Permata yang disebar dengan iming-iming video lengkap ternyata menjadi pintu masuk bagi ancaman siber.

Baca Juga: 8 Fakta Viral Link Video Nisa Mama Muda vs Andini Permata, Jangan Salah Paham!

Sebagian besar tautan yang beredar mengarah ke situs berbahaya yang dapat mencuri data pribadi, seperti informasi akun media sosial hingga kredensial perbankan.

Pengguna yang terjebak diminta untuk memasukkan data pribadi yang bisa disalahgunakan untuk berbagai tindak kejahatan.

Video ini juga memicu keprihatinan karena melibatkan sosok anak kecil, yang mengarahkan isu ini pada pelanggaran serius terkait perlindungan anak.

"Ada kemungkinan besar ini nama fiktif. Modus semacam ini sering digunakan untuk menarik perhatian lalu menyebarkan malware atau situs penipuan," ujar seorang pakar keamanan siber.

Saat privasi direnggut paksa

Fenomena perburuan link ini bukanlah hal baru. Publik tentu masih ingat dengan kasus-kasus video pribadi yang menimpa selebriti seperti Gisella Anastasia, Rebecca Klopper dan Audrey Davis anak musisi David Bayu.

Kasus-kasus ini memiliki benang merah yang sama: penyebaran konten pribadi tanpa persetujuan (non-consensual).

Dalam kasus-kasus tersebut, figur publik yang bersangkutan seringkali berada dalam posisi dilematis. Di satu sisi, mereka adalah korban karena privasinya dilanggar dan disebarluaskan secara ilegal.

Di sisi lain, tak jarang mereka juga harus berhadapan dengan hukum atas Undang-Undang Pornografi dan UU ITE.

Institute for Criminal Justice Reform (ICJR) bahkan menegaskan bahwa siapa pun yang tidak menghendaki penyebaran video pribadinya adalah korban, bukan pelaku, sebab konten itu dibuat untuk kepentingan pribadi.

Motif penyebarannya pun beragam, mulai dari sakit hati seperti yang terjadi pada kasus Audrey Davis dimana sang mantan kekasih menjadi tersangka, hingga sekadar mencari keuntungan dari iklan atau trafik.

Pelajaran penting untuk generasi digital

Baik kasus fiktif seperti "Andini Permata" maupun kasus nyata yang menimpa para artis, keduanya memberikan pelajaran berharga bagi para pengguna internet.

Berpikir kritis, jangan asal klik

Rasa penasaran adalah manusiawi, tetapi jangan sampai mengalahkan akal sehat. Tautan misterius yang menjanjikan konten sensasional adalah 99% jebakan.

Privasi bukan komoditas

Kasus-kasus ini adalah pengingat betapa rentannya privasi di era digital. Konten yang dibuat untuk konsumsi pribadi bisa dengan mudah menjadi konsumsi publik dan disalahgunakan.

Jangan ikut menyebar

Menyimpan apalagi menyebarkan konten asusila adalah perbuatan melanggar hukum.

Selain itu, dengan tidak ikut menyebar, kita turut memutus rantai penderitaan korban dan tidak memberi panggung bagi pelaku kejahatan siber.

Kasus Andini Permata adalah evolusi dari skandal video viral.

Ancamannya kini tidak hanya merusak reputasi seseorang, tetapi juga secara aktif menargetkan keamanan data dan finansial kita. Sudah saatnya kita lebih cerdas dan waspada.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI