Komjen (Purn) Ito Sumardi membedah rekaman CCTV dan menemukan serangkaian perilaku yang sangat tidak wajar dan mencurigakan.
Tingkah laku penjaga kos yang terekam kamera—terlihat mondar-mandir dan tidak segera bertindak meski telah dihubungi oleh istri korban, dinilai sebagai sebuah keanehan besar.
"Mengapa dia tidak langsung mengecek kamar korban?" tanya Ito, menyiratkan kemungkinan adanya keraguan atau bahkan skenario yang sedang dijalankan.
Detail-detail kecil di TKP pun tak luput dari analisisnya. Matinya lampu sensor saat penjaga kos membawa sapu dan keputusan untuk mencongkel pintu padahal seharusnya ada kunci master, adalah dua dari banyak anomali yang harus didalami. Kejanggalan ini membuka pintu spekulasi liar.
"Penjaga kos bisa saja memiliki motif pribadi atau disuruh orang lain," tegas Ito Sumardi.
Pernyataan ini secara tidak langsung menghubungkan kemungkinan keterlibatan orang dalam dengan pihak eksternal yang lebih besar.
Deddy Corbuzier menyimpulkan bahwa kasus ini "tidak sesederhana kelihatannya dan bisa lari ke mana-mana." Kompleksitas inilah yang menuntut penyelidikan super cermat.
Publik kini menanti langkah tegas dari kepolisian untuk menerapkan scientific crime investigation secara transparan, membuktikan apakah Arya Daru Pangayunan adalah korban depresi, atau martir yang dibungkam karena keberaniannya mengungkap kebenaran.
Baca Juga: Misteri Rooftop Kemlu: CCTV Ungkap 'Clue' Baru Kematian Diplomat Arya Daru