Suara.com - Tabir misteri yang menyelimuti kematian diplomat muda, Arya Daru Pangayunan, perlahan mulai tersingkap, menggeser narasi bunuh diri ke arah dugaan pembunuhan berencana yang jauh lebih kompleks.
Analisis tajam dari Komjen. Pol. (Purn.) Drs. Ito Sumardi Djunisanyoto dalam podcast Deddy Corbuzier mengungkap dua titik krusial: potensi Arya sebagai target pembungkaman sindikat Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan peran janggal penjaga indekos di lokasi kejadian.
Publik dibuat bertanya-tanya, mengapa seorang diplomat yang bertugas untuk negara harus berakhir tragis dengan cara yang tidak wajar? Kasus ini bukan lagi sekadar berita duka, melainkan sebuah puzzle kriminal yang menantang kredibilitas penegakan hukum di Indonesia.
Saksi Kunci Sindikat TPPO: Motif Pembungkaman Menguat?
Spekulasi terkuat yang kini menjadi pusat perhatian adalah posisi Arya Daru Pangayunan yang diduga kuat merupakan saksi kunci dalam pengungkapan jaringan besar TPPO.
Kecurigaan ini bukan tanpa dasar. Deddy Corbuzier dalam podcastnya secara lugas menyoroti kemungkinan ini.
"Ini memunculkan spekulasi kematiannya menguntungkan sindikat," ujar Deddy, menyuarakan logika sederhana yang mengarah pada motif eliminasi.
Dugaan ini diperkuat oleh Komjen (Purn) Ito Sumardi, mantan Kabareskrim Polri yang memiliki pengalaman segudang dalam menangani kejahatan terorganisir.
Menurutnya, tugas yang diemban Arya di lapangan sangat berisiko tinggi, sebanding dengan bahaya yang dihadapi seorang reserse kriminal. Ito menegaskan betapa berbahayanya jaringan ini.
Baca Juga: Misteri Rooftop Kemlu: CCTV Ungkap 'Clue' Baru Kematian Diplomat Arya Daru
"Jaringan TPPO bisa melibatkan penjualan organ manusia," ungkapnya, menggambarkan skala kekejaman sindikat yang mungkin terusik oleh sepak terjang Arya.
Kecurigaan semakin mengental dengan adanya informasi mengenai hilangnya dokumen-dokumen penting milik Arya pasca kematiannya.
Jika terbukti benar, hilangnya dokumen krusial ini bisa menjadi smoking gun atau bukti pemicu yang memperjelas motif pembunuhan. Ito Sumardi mendesak penyidik untuk tidak hanya fokus pada TKP, tetapi juga melakukan penelusuran digital forensik.
"Penting bagi penyidik untuk memeriksa laptop dan jejak digital ponsel korban selama sebulan terakhir," sarannya, menyoroti pentingnya melacak komunikasi dan data yang mungkin disimpan oleh almarhum.
Kejanggalan di TKP: Peran Misterius Penjaga Kos Disorot Tajam
Jika sindikat TPPO adalah dalangnya, siapa eksekutor di lapangan? Di sinilah peran penjaga indekos menjadi sorotan utama.