Kisah Pilu Dokter THT Lulusan UI dan Singapura Tinggal di Kolong Jembatan Demak

Bernadette Sariyem Suara.Com
Selasa, 29 Juli 2025 | 14:38 WIB
Kisah Pilu Dokter THT Lulusan UI dan Singapura Tinggal di Kolong Jembatan Demak
Dokter Hafid, lulusan Universitas Indonesia dan spesialis THT dari Singapura, serta pernah menimba ilmu di Italia, memilih hidup di bawah kolong jembatan di kawasan Kadilangu, Demak, Jawa Tengah. [YouTube/Sinau Hurip]

Suara.com - Hafid, seorang dokter lulusan Universitas Indonesia dan spesialis THT dari Singapura, memilih hidup di bawah kolong jembatan di kawasan Kadilangu, Demak, Jawa Tengah.

Tentu saja, Hafid dengan latar belakangnya yang intelektualis tapi tinggal di bawah langit-langit beton itu membuat publik tercengang.

Cerita hidup Hafid ini menjadi buah bibir setelah akun YouTube Sinau Hurip membuat dokumentasi tentangnya dan viral di media sosial, Selasa (29/7/2025).

Hafid adalah seorang dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), yang bahkan telah menempuh pendidikan spesialis Telinga Hidung Tenggorokan (THT) di Singapura dan Italia.

Kisah hidupnya adalah potret kontras yang tajam: antara gemerlap dunia medis dengan gelar mentereng, dan kesederhanaan absolut di bawah kolong jembatan.

Jubah putih, stetoskop, dan ruang praktik yang mapan telah ia tanggalkan, ditukar dengan keheningan dan rutinitas spiritual sebagai jalan untuk menyembuhkan luka yang teramat dalam.

Dokter Hafid, lulusan Universitas Indonesia dan spesialis THT dari Singapura, serta pernah menimba ilmu di Italia, memilih hidup di bawah kolong jembatan di kawasan Kadilangu, Demak, Jawa Tengah. [YouTube/Sinau Hurip]
Dokter Hafid, lulusan Universitas Indonesia dan spesialis THT dari Singapura, serta pernah menimba ilmu di Italia, memilih hidup di bawah kolong jembatan di kawasan Kadilangu, Demak, Jawa Tengah. [YouTube/Sinau Hurip]

Pilihan radikal ini diambil Hafid bukan tanpa alasan.

Sebuah tragedi besar telah membalikkan dunianya 180 derajat.

Ia harus kehilangan dua orang yang paling ia cintai sekaligus: istrinya, yang juga seorang dokter, dan anak semata wayangnya, seorang lulusan dari Jerman.

Baca Juga: Adu Argumen Pengendara vs Polisi, Tak Merasa Melanggar Tapi Wajib Tunjukkan Surat? Ini Penjelasannya

Kehilangan ganda ini menghancurkan fondasi hidup yang telah ia bangun dengan susah payah.

Dalam sebuah wawancara tulus di kanal YouTube “Sinau Hurip” yang dipandu Sukaryo Adiputro, Hafid menuturkan momen ketika ia memutuskan untuk meninggalkan segalanya.

“Setelah mereka meninggal, saya tinggalkan semuanya. Apotek saya tutup, pekerjaan saya lepas” ujar Hafid dengan sorot mata yang menyimpan duka mendalam.

Baginya, semua pencapaian duniawi terasa hampa tanpa kehadiran orang-orang terkasih.

Kini, hari-harinya diisi dengan sebuah ritme yang menenangkan jiwa.

Setiap hari, ia berjalan kaki dari bawah jembatan menuju Masjid Kadilangu untuk menunaikan ibadah.

Langkahnya kemudian berlanjut menuju kompleks makam Sunan Kalijaga, sebuah perjalanan ziarah yang menjadi bagian dari pencarian ketenangan batinnya.

Sisa waktunya ia habiskan dalam kesendirian, merenung di tempat tinggalnya yang jauh dari kata layak.

“Sudah sembilan tahun saya tinggal di sini,” kata Hafid.

Meskipun hidup menggelandang, Hafid sejatinya tidak sebatang kara.

Ia masih memiliki keluarga besar, bahkan sebuah pondok pesantren di Jember. Namun, hatinya tak lagi menemukan rasa nyaman di tengah keramaian.

“Saya anak tunggal, tapi punya tiga adik angkat yang semuanya sarjana kesehatan. Kadang pulang ke Jember, tapi enggak kerasan, lalu balik ke sini lagi,” ujarnya.

Tempat di bawah jembatan ini, dengan segala keterbatasannya, justru memberinya ruang untuk berdamai dengan kehilangan yang tak tergantikan.

Sebelum tragedi itu datang, Hafid telah meniti karier yang cemerlang.

Ia bercerita menempuh pendidikan spesialis THT di Singapura, kemudian melanjutkan studi selama empat tahun di Italia.

Sekembalinya ke Tanah Air, ia membangun kehidupan profesional di Jember. Bersama sang istri yang berasal dari Cianjur, yang juga seorang dokter, ia membuka sebuah apotek.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI