BMKG Ingatkan Masyarakat Tak Remehkan Imbas Gempa Rusia: Tsunami 50 Cm Bisa Membunuh!

Rabu, 30 Juli 2025 | 12:35 WIB
BMKG Ingatkan Masyarakat Tak Remehkan Imbas Gempa Rusia: Tsunami 50 Cm Bisa Membunuh!
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta masyarakat di wilayah pesisir bagian Indonesia timur tidak meremehkan potensi tsunami akibat gempa di Kamchatka, Rusia, yang terjadi pagi tadi. (Foto: Dok BMKG).

Suara.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperingatkan kepada masyarakat di wilayah pesisir bagian Indonesia timur tidak meremehkan potensi tsunami akibat gempa di Kamchatka, Rusia, yang terjadi pagi tadi. 

Gempa dahsyat bermagnitudo 8,7 SR itu memicu potensi tsunami yang bisa menjangkau kawasan timur Indonesia.

Meski tinggi gelombang tsunami yang terdeteksi diperkirakan di bawah 50 cm di luar wilayah Rusia, BNPB menegaskan bahwa gelombang sekecil itu tetap bisa berbahaya bagi sejumlah wilayah pesisir Indonesia, terutama yang memiliki bentuk teluk tertutup.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan bahwa pengalaman Indonesia dalam tsunami besar Jepang tahun 2011 menjadi pelajaran penting untuk tidak meremehkan potensi bahaya dari tsunami kecil.

Tsunami akibat gempa Rusia, Rabu (30/7/2025) disampaikan BMKG [BMKG]
Tsunami akibat gempa Rusia, Rabu (30/7/2025) disampaikan BMKG [BMKG]

"Pengalaman kita pada saat tsunami Jepang 2011 yang juga berpropagasi ke Papua, terdeteksi Tide Gate di Jayapura hanya 33 cm. Tetapi kemudian, formasi teluk ini bisa menyebabkan amplifikasi tinggi tsunami karena ada gelombang yang masuk kemudian tidak bisa sepenuhnya keluar," jelas Abdul dalam konferensi pers virtual, Rabu (30/7/2025).

Ia mencontohkan kasus di Teluk Yotefa, Jayapura, saat itu, yang mengalami fenomena amplifikasi. Meski alat pendeteksi hanya mencatat gelombang sekitar 30 cm, namun pada saat terjadi tinggi maksimum tsunami di area tersebut bisa mencapai 3,8 meter.

Pada saat itu tercatat adanya korban jiwa sebanyak satu orang akibat tsunami tersebut. Oleh sebab itu, BNPB kembali mengimgatkan masyarakat pesisir agar menjauhi area pantai untik sementara.

"Jadi untuk formasi-formasi daerah pantai yang sifatnya teluk, ini gelombang panjang yang datang itu berpotensi mengalami amplifikasi," ucapnya.

Dengan melihat kondisi geografis Indonesia bagian timur yang banyak memiliki perairan teluk, BNPB mengingatkan masyarakat dan pemangku kebijakan lokal untuk tidak lengah hanya karena angka ketinggian tsunami terlihat kecil di permukaan.

Baca Juga: Gempa Rusia: Warga di Talaud Dilarang Dekati Pantai, Tsunami Tak Berimbas ke Nelayan di Laut?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI