Sehari Cuma Dapat Rp10 Ribu, Ini 4 Fakta Getir Pedagang yang Tetap Setia pada Merah Putih

Andi Ahmad S Suara.Com
Jum'at, 01 Agustus 2025 | 21:58 WIB
Sehari Cuma Dapat Rp10 Ribu, Ini 4 Fakta Getir Pedagang yang Tetap Setia pada Merah Putih
Pengunjung melintasi bendera dan umbul-umbul yang dipajang pedagang di pintu barat Pasar Jatinegara, Jakarta, Selasa (30/7). [Suara.com/Arief Hermawan P]

Suara.com - Pemandangan lapak-lapak penjual bendera di pinggir jalan menjadi penanda bahwa Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia sudah di depan mata.

Namun, di balik semarak warna Merah Putih, ada cerita perjuangan, prinsip, dan realita ekonomi yang tak semeriah kelihatannya.

Kisah Yanti (46), seorang pedagang di Cibinong, menjadi potret kecil dari getirnya nasib para penjaga semangat kemerdekaan ini. Di tengah viralnya bendera "One Piece", ia dan pedagang lainnya justru menghadapi kenyataan pahit.

Berikut adalah 4 fakta pilu dari perjuangan mereka tahun ini.

1. Prinsip di Atas Cuan: Tolak Jual Bendera 'One Piece'

Fenomena viral bendera kru bajak laut Topi Jerami dari anime "One Piece" menjadi godaan bisnis tersendiri. Namun, bagi Yanti, momen 17 Agustus adalah sakral untuk Merah Putih.

Ia dengan tegas menolak menjual bendera lain demi menjaga marwah perayaan kemerdekaan, meskipun itu berarti kehilangan potensi keuntungan.

"Merah putih aja, sekarang mah merdeka. Ga ibu mah, merah putih aja lah, ini kan mau nyambut 17 Agustus," kata Yanti.

2. Omzet Terjun Bebas Hingga 50 Persen

Baca Juga: Jeritan Pedagang Bendera, Tolak Jual Bendera 'One Piece', Omzet Malah Terjun Bebas 50 Persen

Setelah enam tahun rutin berjualan, Yanti merasakan tahun ini sebagai yang paling berat. Daya beli masyarakat yang menurun drastis membuat omzetnya anjlok hingga separuhnya. Keluhan ini menjadi cerminan kondisi ekonomi yang lebih luas.

"Menurun sekarang mah, banyak yang bilang 'bu turunin harga bendera', kan setahun sekali ini mah. Dari sana nya tetep segitu, tapi ada yang beli menurun, merosot 50 persen," keluhnya.

Penjual bendera Merah Putih di Cibinong, Bogor saat melayani pelanggan [Egi/Suarabogor].
Penjual bendera Merah Putih di Cibinong, Bogor saat melayani pelanggan [Egi/Suarabogor].

3. Pukulan Telak di Hari Pertama, 13 Jam Kerja, Cuma Dapat Rp10 Ribu

Fakta ini mungkin yang paling membuat miris. Di hari pertamanya membuka lapak dari pukul 6 pagi hingga 7 malam—total 13 jam kerja—pendapatan yang ia bawa pulang hanya cukup untuk sekali makan.

"Dapat 10 ribu, pas awal jualan dari jam 6 sampe jam 7 malem," ungkapnya.

Angka ini menunjukkan betapa sulitnya kondisi yang ia hadapi tahun ini, di mana keringatnya hanya dihargai sangat sedikit.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI