suara hijau

Mengapa Intervensi Iklim di Lautan Bisa Jadi Bumerang? Ilmuwan Global Peringatkan Hal Ini

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Sabtu, 02 Agustus 2025 | 09:55 WIB
Mengapa Intervensi Iklim di Lautan Bisa Jadi Bumerang? Ilmuwan Global Peringatkan Hal Ini
Terumbu karang yang terancam punah. [Daily Mail]

Suara.com - Dari menumbuhkan karang tahan panas hingga menanam rumput laut untuk menyerap karbon, berbagai intervensi iklim kini mulai diterapkan di lautan. Tujuannya mulia: menyelamatkan ekosistem laut dari dampak krisis iklim yang kian parah.

Namun, tanpa tata kelola yang bertanggung jawab, intervensi ini bisa memicu kerusakan baru.

Peringatan itu datang dari studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal Science, dipimpin oleh Profesor Tiffany Morrison dari University of Melbourne.

Penelitian ini mengulas lonjakan inovasi berbasis laut sebagai respons atas pemutihan karang, naiknya permukaan air laut, dan turunnya keanekaragaman hayati.

Ilustrasi lautan (Dimitris Vetsikas/Pixabay)
Ilustrasi lautan (Dimitris Vetsikas/Pixabay)

“Tanpa pengawasan yang tepat, kita berisiko mengulangi kesalahan masa lalu, menerapkan solusi yang tidak efektif, tidak adil, bahkan berbahaya,” kata Profesor Morrison.

Ia menyoroti bahwa teknologi dan inovasi berkembang jauh lebih cepat dibanding kemampuan dunia untuk mengatur dan menilai dampaknya. Contohnya, budidaya karang tahan iklim atau upaya mengurangi keasaman laut memang menjanjikan, tapi belum tentu aman dalam jangka panjang tanpa evaluasi ketat.

Para peneliti menekankan pentingnya pendekatan baru yang mereka sebut sebagai transformasi kelautan yang bertanggung jawab, mengutamakan keberlanjutan, keadilan sosial, dan adaptasi yang berkelanjutan.

“Ini bukan hanya soal menimbang risiko dan manfaat,” ujar Morrison. “Tapi juga memastikan solusi yang diambil tidak mengabaikan etika, hak masyarakat, dan nilai-nilai lokal.”

Rekan penulisnya, Profesor Neil Adger dari University of Exeter, menambahkan bahwa keterlibatan masyarakat adalah kunci. Menurutnya, pengetahuan dan nilai-nilai masyarakat adat serta komunitas pesisir harus menjadi dasar sejak tahap perencanaan intervensi.

Baca Juga: Kenapa Hilangnya Keanekaragaman Hayati Memperparah Krisis Iklim?

“Tanpa itu, teknologi secanggih apa pun bisa gagal atau bahkan memperburuk ketimpangan,” katanya. Ia juga menyoroti pentingnya pengembangan protokol bioetika baru yang mempertimbangkan implikasi sosial dan ekologis jangka panjang.

Profesor Morrison baru-baru ini menerima Australian Laureate Fellowship dari ARC untuk risetnya dalam membentuk masa depan laut global yang lebih adil dan berkelanjutan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI