"Dalam ruang demokrasi kita, ini saya ulangi untuk diingat, dalam sistem presidensial seperti yang kita anut tidak, tidak, tidak dikenal istilah oposisi dan koalisi. Demokrasi kita bukan demokrasi blok-blok-an kekuasaan, melainkan demokrasi yang bertumpu pada kedaulatan rakyat dan konstitusi itu paling tinggi, lho, jangan kalian ubah-ubah," kata Megawati.
5. Jati Diri Partai: 'Tidak Gentar Menerjang Badai, Aduh Masak Gitu Aja Takut'
Untuk membakar semangat kader, Megawati menceritakan sebuah kisah heroik saat kadernya di Maluku berani menembus ombak besar untuk mengantar bantuan beras ke sebuah pulau terisolir. Baginya, itulah cerminan sejati dari karakter PDIP.
"Apa artinya? itulah PDI Perjuangan. Tidak gentar menerjang badai, gelombang. Aduh masak gitu aja takut," seru Megawati dengan bangga.
6. Peringatan Geopolitik Global: 'Bisa Dampaknya Lari ke Mana-mana'
Tak hanya isu domestik, Megawati juga menyoroti kondisi dunia yang tak menentu. Ia mengingatkan bahwa ketegangan geopolitik global bisa berdampak langsung ke Indonesia.
“Ketegangan geopolitik yang tak menentu dan mengancam stabilitas global bisa dampaknya lari ke mana-mana dan bisa saja ke Indonesia,” katanya, menyinggung soal menguatnya unilateralisme dan proteksionisme negara-negara kuat.
7. Amanah Mendiang Paus Fransiskus yang Tertunda
Di antara pidato politiknya, Megawati berbagi sebuah cerita personal tentang amanah yang ia terima dari mendiang Paus Fransiskus saat kunjungan terakhirnya ke Vatikan.
Baca Juga: Pecah Tangis Megawati di Kongres PDIP: Peluk Hasto yang Dibebaskan Prabowo, Langsung 'Tampar' KPK
"Paus Fransiskus sebetulnya memberikan saya sebuah amanah untuk membangun sebuah sekolah bagi anak-anak cacat, bagi anak-anak miskin," ungkapnya. Namun, ia mengaku rencana mulia itu belum bisa terwujud karena masih menunggu perizinan dari Paus yang baru.