Mengenang Marsma Fajar Adriyanto: Dari Kokpit F16 di Bawean hingga Kecelakaan Pesawat Latih di Bogor

Minggu, 03 Agustus 2025 | 23:45 WIB
Mengenang Marsma Fajar Adriyanto: Dari Kokpit F16 di Bawean hingga Kecelakaan Pesawat Latih di Bogor
Marsekal Pertama (Marsma) TNI Fajar Adrianto meninggal dalam kecelakaan pesawat latih di Ciampea, Bogor, Minggu (3/8/2025). (Ist)

Suara.com - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) berduka atas gugurnya salah satu perwira terbaiknya, Marsekal Pertama (Marsma) TNI Fajar Adriyanto.

Almarhum, yang dikenal sebagai penerbang tempur F-16 dengan call sign 'Red Wolf', meninggal dunia dalam insiden kecelakaan pesawat latih sipil di Ciampea, Kabupaten Bogor, pada Minggu (3/8/2025).

Kecelakaan tragis ini melibatkan pesawat Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan nomor registrasi PK-S126 milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI).

Pesawat yang dipiloti oleh Marsma Fajar dan seorang co-pilot bernama Roni, lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja sekitar pukul 09.08 WIB untuk misi latihan profisiensi penerbangan olahraga dirgantara.

Namun, sekitar pukul 09.19 WIB, pesawat hilang kontak dan kemudian ditemukan jatuh di dekat Tempat Pemakaman Umum (TPU) Astana.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau), Marsekal Pertama TNI I Nyoman Suadnyana, mengonfirmasi bahwa Marsma Fajar dinyatakan meninggal dunia setelah dievakuasi ke RSAU dr M Hassan Toto.

Sementara itu, kopilot Roni mengalami luka berat dan mendapatkan perawatan intensif.

Pihak TNI AU menyatakan bahwa pesawat tersebut dalam kondisi laik terbang sebelum insiden dan penyelidikan internal sedang dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan.

Pilot Terbaik dan Berdedikasi

Baca Juga: Mengenal 'Red Wolf', Pilot Legendaris F-16 yang Gugur dalam Kecelakaan Pesawat Latih di Bogor

Kepergian Marsma Fajar meninggalkan duka mendalam, tidak hanya bagi keluarga besar TNI AU tetapi juga bagi mereka yang mengenalnya secara pribadi.

Kadispen AU Marsma TNI I Nyoman Suadnyana, yang merupakan rekan satu angkatan almarhum di Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 1992, mengenang Fajar sebagai salah satu penerbang tempur terbaik yang dimiliki Indonesia.

“Beliau salah satu pilot terbaik dari yang kita miliki,” kata Nyoman kepada awak media, Minggu (3/8/2025).

Nyoman mengenang salah satu momen bersejarah yang melibatkan Fajar, yaitu Insiden Bawean pada 3 Juli 2003.

Saat itu, Fajar bersama Kepala Staf Angkatan Udara (KASAU) saat ini, Marsekal TNI Tonny Harjono, yang juga menerbangkan F-16, terlibat dalam operasi penyergapan terhadap lima pesawat tempur F/A-18 Hornet milik Angkatan Laut Amerika Serikat yang melanggar wilayah udara Indonesia di atas Pulau Bawean, Jawa Timur.

“Dulu beliau adalah penerbang pesawat tempur F-16, sama dengan Bapak KASAU sebelum beliau menerbangkan Sukhoi. Sama-sama terlibat dalam insiden Bawean tahun 2003,” katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI