Suara.com - Kabar duka menyelimuti TNI Angkatan Udara dan dunia dirgantara Indonesia pada Minggu (3/8/2025).
Kecelakaan pesawat latih sipil Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan register PK-S126 milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) di Ciampea, Bogor, telah menewaskan salah satu putra terbaiknya, Marsma TNI Fajar Adriyanto.
Namun, di balik tragedi ini, tersimpan kisah seorang penerbang tempur legendaris. Marsma TNI Fajar Adriyanto, lulusan AAU tahun 1992, bukanlah sekadar perwira tinggi.
Ia adalah seorang pilot tempur F-16 ulung dengan call sign 'Red Wolf', sebuah nama yang disegani di udara.
Dalam kariernya yang cemerlang, ia pernah mengemban berbagai jabatan strategis, antara lain Komandan Skadron Udara 3, Danlanud Manuhua, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau), Kapuspotdirga, Aspotdirga Kaskoopsudnas, dan terakhir sebagai Kapoksahli Kodiklatau.
Namanya tercatat dalam sejarah TNI AU, terutama melalui keterlibatannya dalam peristiwa udara bersejarah dengan pesawat F/A-18 Hornet Angkatan Laut Amerika Serikat di Langit Bawean pada tahun 2003.
Sebuah momen yang menunjukkan profesionalisme dan keberanian penerbang Indonesia.
Misi terakhirnya pada Minggu nahas itu adalah sebuah latihan profisiensi penerbangan olahraga dirgantara.
Menurut Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI, I Nyoman Suadnyana, pesawat lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja sekira pukul 09.08 WIB.
Baca Juga: Misteri Jatuhnya Pesawat Latih FASI: Prosedur Praterbang Sempurna, Apa Penyebab Marsma Fajar Gugur?
Namun, kontak hilang pada pukul 09.19 WIB sebelum ditemukan jatuh.
Marsma TNI Fajar bertindak sebagai pilot dalam penerbangan tersebut.
"Latihan tersebut dilaksanakan dalam kapasitas Marsma TNI Fajar sebagai pilot, sementara Roni sebagai co-pilot," kata Nyoman, dalam keterangannya, Minggu (3/8/2025).
![Pesawat latih FASI Jatuh, Perwira Tinggi AU Marsma TNI Fajar Adrianto Meninggal dalam kecelakaan tersebut, Minggu (3/8/2025). [Ist]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/08/03/73424-pesawat-latih-fasi-jatuh-perwira-tinggi-au-meninggal.jpg)
Meski berpulang dalam sebuah pesawat latih ringan, warisannya sebagai penjaga langit yang berdedikasi tinggi akan terus dikenang.
"TNI AU menyampaikan duka cita yang mendalam atas peristiwa ini. Semangat, keteladanan, dan pengabdian beliau akan senantiasa menjadi inspirasi bagi generasi penerus dalam menjaga langit Indonesia," ujarnya.