Noe Letto Ikut Komentari Bendera One Piece : Saya Paham Dan Lucu

Selasa, 05 Agustus 2025 | 16:20 WIB
Noe Letto Ikut Komentari Bendera One Piece : Saya Paham Dan Lucu
Tangkap Layar Youtube Sabrang MDP Official

Suara.com - Vokalis dan keyboardist Band Letto, Sabrang Mowo Damar Panuluh alias Noe Letto ikut buka suara soal viralnya pengibaran bendera anime One Piece yang disandingkan dengan Bendera Merah Putih.

Di bulan kemerdekaan Indonesia ini, masyarakat dihebohkan dengan adanya bendera One Piece dimana-mana.

Bahkan, fenomena pengibaran bendera One Piece ini langsung dikaitkan dengan politik di Indonesia.

Ada pihak yang mengatakan bahwa bendera tersebut bentuk dari memecah belah bangsa, karena dapat memicu perpecahan.

Namun di mata Sabrang justru jauh dari kata memecah belah bangsa dan negara.

Menurutnya bendera One Piece tersebut hanyalah simbol keresahan masyarakat

“Saya paham dan lucu melihat Gen Z menyampaikan keresahannya itu dengan simbol-simbol yang dialami sebelumnya,” ujar Sabrang, dikutip dari youtubenya, Selasa (5/8/25).

“Dan mencoba memahami situasi dengan cerita-cerita, ada yang ngomong Wano Ark, ada yang ngomong wah ini Kaido sama Big Mama sudah bergabung ini, haha, ada teori-teori kayak gitu, menarik menyenangkan,” tambahnya.

Sabrang kemudian menunjukkan pola pikir sederhananya, bahwa kini masyarakat tengah resah dan belum tahu penyebab pastinya.

Baca Juga: Geger Kibar Bendera One Piece Dituding Makar, Andreas Pareira Membela: Ini Protes Diam Masyarakat

“Tapi jangan dilihat terlalu jauh dulu, saya melihat sederhananya gini kok, badan itu punya mekanisme kalau terluka itu mengeluarkan rasa sakit. Rasa sakit itu tidak enak. Misalnya kakinya kena paku, uh sakitnya nggak karuan. Otaknya setahu saya manusia tidak akan kemudian menghardik kakinya ‘hei jangan sakit’. Enggak kayak gitu, tapi kemudian cari cara untuk menyembuhkannya,” urai Sabrang.

“Saya melihat pola itu terjadi dalam masyarakat saat ini. Jadi terjadi keresahan, terjadi emergensi,” sambungnya.

Sabrang meyakini bahwa fenomena pengibaran bendera One Piece pertama kali hanya didasari sebagai bentuk ekspresi saja.

“Inikan nggak tahu ya siapa yang memberi ide awal-awal ya, munculnya dari mana sehingga bisa kita sebut sebagai emergensi,” ungkapnya.

“Tapi saya yakin ini sebenarnya dari keresahan yang butuh ekspresi. Karena ini jadi seperti sakit yang sedang berteriak, tanpa tahu sebabnya,” sambungnya.

Menurut Sabrang, masyarakat yang kini mulai resah menghadapi keadaan belum paham betul akan lari kemana untuk menghilangkan rasa resahnya.

“Keresahan itu cuman ketidaknyamanan, ini kenapa yo kok nggak enak, tapi nggak tahu sebabnya dimana, jadi resah, nggak tahu larinya ke mana,” ucapnya.

“Belum sampai bisa memecahkan masalah sama sekali, karena cuman resah,” tambahnya.

Sehingga Sabrang menyimpulkan bahwa masyarakat bisa menunjukkan berbagai macam ekspresi sebagai bentuk keresahan yang dirasakan.

“Jadi bermacam-macam ekspresi bisa dilakukan untuk menunjukkan keresahan,” ujarnya.

Putra dari Budayawan Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun ini mengungkapkan bahwa pengibaran Bendera One Piece ini bagian dari cara untuk memecah belah bangsa adalah kesalahan besar.

“Ada yang berteriak akan memecah belah bangsa. Kok aneh juga ya, saya yakin seyakin yakinnya yang mengibarkan bendera tidak ada pikiran mau berontak mau memecah belah negara,” urainya.

“Karena ini benar-benar ekspresi anak-anak muda, entah kalau kemudian ada yang menunggangi lebih besar. Tapi saya yakin itu ekspresi awalnya ekspresi ketawa-tawa. Yang dipilih juga One Piece, sebuah anime yang bukan anime politik sama sekali, itu memang pop culture yang hampir semua orang melihat dan tahu itu artinya apa,” sambungnya.

Sabrang bahkan menegaskan bahwa pernyataan soal memecah belah bangsa dan negara Adalah pola pikir yang terlalu jauh dalam menanggapi sesuatu.

“Kalau ini disintegrasi bangsa memecah belah negara, kejauhan ngomongnya, yang masuk akal dikit lah,” ungkapnya.

Kontributor : Kanita

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI