Suara.com - Sebuah video guru tampar siswa viral di media sosial. Peristiwa itu terjadi di ruang kelas SMK Yapalis Krian, Sidoarjo.
Rekaman video berdurasi 15 detik itu memperlihatkan seorang pelajar adu mulut dengan orang yang diduga gurunya, sebelum mendapat dua kali tamparan di pipi kanan dan kiri.
Informasinya, peristiwa tersebut terjadi pada Rabu (6/8/2025) di dalam kelas. Korban diketahui berinisial RA (17), siswa kelas 12 dan warga Kecamatan Balongbendo, Sidoarjo.
Ibu korban, Zuliani, mengaku mengetahui kejadian itu setelah menerima kiriman video.
"Anak saya bilang, waktu itu izin ke toilet saat jam pelajaran, kemudian ke kantin untuk makan. Saat kembali ke kelas dan hendak menjelaskan, gurunya langsung menampar," kata Zuliani dikutip dari sumber pemberitaan.
Berikut 5 fakta kasus guru tampar siswa yang viral.
1. Terekam Video 15 Detik
Dalam rekaman yang beredar, terlihat jelas seorang guru melayangkan dua kali tamparan ke pipi kanan dan kiri siswa. Video ini direkam oleh teman sekelas korban di dalam ruang kelas. Momen tersebut terjadi saat proses belajar mengajar sedang berlangsung.
2. Korban Siswa Kelas 12
Korban berinisial RA (17) merupakan siswa kelas 12 SMK Yapalis Krian dan warga Kecamatan Balongbendo, Sidoarjo. Ibu korban, Zuliani, mengaku mengetahui insiden tersebut setelah menerima kiriman video dari seseorang. Saat pulang sekolah, RA membenarkan bahwa dirinya menjadi korban tamparan.
3. Diduga Bukan Kejadian Pertama
Menurut pengakuan RA kepada ibunya, tindakan seperti ini bukan pertama kali terjadi. “Sebelumnya anak saya pernah juga diperlakukan seperti itu,” kata Zuliani.
Kali ini, insiden tersebut menjadi sorotan karena bukti video yang beredar luas di media sosial.
4. Keluarga Belum Lapor Polisi
Hingga kini, keluarga korban belum membuat laporan resmi ke pihak kepolisian. Zuliani mengatakan, mereka masih menunggu tindakan dari pihak sekolah sebelum memutuskan langkah hukum selanjutnya.
“Kami masih menunggu tindakan dari sekolah terlebih dahulu, baru mempertimbangkan untuk melapor ke polisi,” ujarnya.
5. Sekolah Lakukan Mediasi
Kepala SMK Yapalis Krian, Vulkan Abriyanto, membenarkan insiden itu terjadi di lingkungan sekolah. Ia mengatakan, pihak sekolah sudah melakukan mediasi dengan keluarga korban, didampingi pengacara.
“Mediasi sudah dilakukan dengan pendampingan keluarga dan pengacara. Murid juga sudah meminta maaf kepada guru,” jelasnya.