Terungkap! Ini Alasan Soekarno-Hatta Tidak Memproklamasikan Kemerdekaan Sebelum 17 Agustus

Senin, 11 Agustus 2025 | 07:49 WIB
Terungkap! Ini Alasan Soekarno-Hatta Tidak Memproklamasikan Kemerdekaan Sebelum 17 Agustus
Momen proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. (Foto: arsip nasional Republik Indonesia)

Suara.com - Menjelang pertengahan Agustus 1945, suasana di Indonesia berada pada titik yang penuh ketegangan dan harapan.

Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II membawa kabar bahwa penjajahan yang telah berlangsung puluhan tahun akan segera berakhir.

Di tengah kegembiraan itu, muncul perdebatan di kalangan pejuang: apakah kemerdekaan harus segera diumumkan atau menunggu proses yang telah direncanakan sebelumnya.

Perbedaan pandangan ini memuncak antara golongan muda yang menginginkan langkah cepat, dan golongan tua yang memilih sikap hati-hati.

Tanggal 14 Agustus 1945 menjadi titik awal dari perdebatan besar ini. Jepang secara resmi menyerah kepada Sekutu, membuka peluang bagi Indonesia untuk memutuskan nasibnya sendiri.

Namun, keputusan yang diambil oleh Soekarno dan Mohammad Hatta justru mengejutkan sebagian pihak, terutama para pemuda yang sudah lama mendambakan kemerdekaan tanpa campur tangan kekuatan asing.

kolase Soekarno membacakan teks proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 dan wujud teks proklamasi yang ditandantangani Soekarno dan Hatta.
kolase Soekarno membacakan teks proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 dan wujud teks proklamasi yang ditandantangani Soekarno dan Hatta.

1. Kabar Kekalahan Jepang

Pada hari itu, Sutan Sjahrir menjadi salah satu tokoh pertama yang membawa kabar kekalahan Jepang kepada Soekarno. Ia menilai bahwa kemenangan Sekutu adalah kesempatan emas untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.

Menurut Sjahrir, Indonesia yang merdeka harus bebas dari pengaruh Jepang, dan momentum ini tidak boleh disia-siakan.

Baca Juga: Benarkah Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945? Ini Faktanya

Alasan Sjahrir cukup jelas: jika kemerdekaan diumumkan segera, Indonesia akan berdiri di bawah kedaulatannya sendiri, tanpa campur tangan pemerintah Jepang yang masih bercokol.

Sebagaimana dikutip dari YouTube Jejak Lampau, ukungan untuk gagasan ini pun mengalir deras dari kalangan muda dan mahasiswa.

2. Sikap Hatta yang Berbeda

Potret Bung Hatta. [Dok. Antara]
Potret Bung Hatta. [Dok. Antara]

Namun, Hatta memiliki pandangan lain. Ia menekankan bahwa dirinya dan Soekarno masih memegang jabatan sebagai ketua dan wakil ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

PPKI sudah menjadwalkan rapat pada 16 Agustus 1945 untuk membicarakan kemerdekaan secara resmi. Melompati forum ini dianggapnya akan mengabaikan kesepakatan dan keterlibatan banyak tokoh yang sudah berkontribusi.

Bagi Hatta, legitimasi kemerdekaan akan lebih kuat jika diputuskan melalui jalur resmi yang melibatkan semua pihak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI