Tak Punya Laptop, Gadis Papua Ini Tuntaskan Skripsi Lewat Layar HP

Tasmalinda Suara.Com
Senin, 11 Agustus 2025 | 23:38 WIB
Tak Punya Laptop, Gadis Papua Ini Tuntaskan Skripsi Lewat Layar HP
Ilustrasi pengerjaan skripsi di ponsel (Pexels/tirachard)

Suara.com - Di tengah hiruk pikuk keluhan mahasiswa tentang revisi skripsi dan laptop yang lemot, sebuah kisah luar biasa dari seorang mahasiswi asal Papua datang menampar kita dengan inspirasi.

Dengan senyum bangga dan buket bunga sederhana di tangan, ia merayakan kemenangannya menaklukkan skripsi. Senjatanya? Bukan laptop canggih, melainkan hanya sebuah handphone.

Kisah perjuangan mahasiswi Akuntansi ini, yang viral di berbagai platform media sosial, telah menjadi pengingat yang kuat bahwa keterbatasan bukanlah penghalang, melainkan hanya tantangan yang menunggu untuk ditaklukkan oleh tekad yang membara.

"Skripsi Tumbang, Mental Selamat"

Dalam salah satu foto yang beredar, terlihat sebuah spanduk sederhana namun penuh makna di belakangnya: "AKHIRNYA SARJANA JUGA CUY!!" dengan tulisan pendukung,

 "Skripsi tumbang, mental selamat, stage terakhir unlocked: tinggal nunggu wisuda."

Kalimat-kalimat ini, yang biasa kita lihat di kalangan mahasiswa perkotaan, terasa berkali-kali lipat lebih bermakna ketika kita mengetahui perjuangan di baliknya.

Mengetik ratusan halaman, mengolah data akuntansi yang rumit, mencari referensi jurnal, hingga melakukan revisi berkali-kali, semua dilakukan melalui layar kecil sebuah ponsel.

Kisah ini lebih dari sekadar cerita viral. Ini adalah representasi dari semangat dan ketangguhan ribuan anak muda di berbagai pelosok Indonesia, khususnya dari Papua, yang berjuang meraih pendidikan tinggi di tengah berbagai keterbatasan.

Baca Juga: Hendak Disantap Siswa, Program Makan Bergizi Gratis Prabowo di Papua Ada Belatung

Ia membuktikan bahwa kekurangan fasilitas bukanlah alasan untuk menyerah pada mimpi.

Perjuangannya menjadi bahan bakar semangat bagi mahasiswa lain yang mungkin merasa putus asa dengan skripsi mereka, bahkan dengan fasilitas yang jauh lebih lengkap.

Kisahnya secara tidak langsung menyindir kita semua yang seringkali mengeluh karena masalah-masalah sepele dalam proses belajar.

Gadis ini tidak hanya berhasil meraih gelar sarjana Akuntansi untuk dirinya sendiri. Dengan kegigihannya, ia telah memberikan kuliah kehidupan yang sangat berharga bagi jutaan orang di seluruh Indonesia tentang arti sebenarnya dari kata "berjuang".

Senyumnya di hari kelulusan sidang skripsi adalah senyum kemenangan, bukan hanya atas gelar akademis, tetapi juga kemenangan atas segala keterbatasan yang mencoba menghalanginya. Salut!

Kisah inspiratif ini bikin kamu mikir apa?

Hal tersulit apa yang pernah kamu hadapi saat skripsi, dan bagaimana kamu melewatinya?

Bagikan ceritamu di kolom komentar, mari saling menguatkan!

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI