Terakhir, dia mengingatkan pentingnya menyesuaikan pesan pencegahan radikalisme dengan kondisi budaya setempat.
“Jangan memaksakan narasi umum yang tidak sesuai dengan lingkungan sasaran. Sayang sekali jika sumber daya sudah keluar, tapi pesannya tidak mengena,” katanya.
Sebelumnya, Suryadi yang sudah tiga kali keluar masuk penjara pernah bergabung dengan Al Qaeda di Moro, Filipina; terlibat dalam Bom Bali I sebagai pengirim bahan baku; Bom McDonald Makassar; hingga serangan teroris di Sarinah, Thamrin, Jakarta.