Permintaan Maaf Bupati Pati Dibalas Lemparan Sandal Jepit oleh Massa

Muhammad Yunus Suara.Com
Rabu, 13 Agustus 2025 | 15:40 WIB
Permintaan Maaf Bupati Pati Dibalas Lemparan Sandal Jepit oleh Massa
Sendal melayang saat Bupati Pati Sudewo menyampaikan pesan kepada massa aksi di Kawasan Pendapa Bupati Pati, Rabu (13/8/2025). [Tangkapan layar Video]

Suara.com - Suasana aksi unjuk rasa di Kabupaten Pati memanas, Rabu (13/8/2025). Ketika Bupati Pati Sudewo berusaha menemui massa untuk menyampaikan permintaan maaf.

Sudewo yang datang menumpangi mobil rantis milik polisi, berdiri di atas kendaraan dan memulai sambutannya dengan kalimat penuh hormat.

“Bismillahirrahmanirrahim. Saya mohon maaf sebesar-besarnya, saya akan berbuat yang lebih baik. Terima kasih,” ucapnya di hadapan warga.

Namun, emosi massa yang sudah memuncak membuat suasana tak terkendali.

Beberapa warga melempari Sudewo dengan sandal jepit dan botol air mineral, meski aparat berusaha menjaga keamanan di sekitar lokasi.

Insiden itu menambah ketegangan aksi, yang sebelumnya berlangsung di bawah pengawasan ketat pihak kepolisian.

Ribuan warga Pati melakukan unjuk rasa untuk menuntut Bupati Pati Sudewo mengundurkan diri dari jabatannya karena dianggap sebagai pemimpin yang arogan.

Unjuk rasa warga Pati berawal dari kebijakan Pemerintah Kabupaten Pati yang menaikkan tarif pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (PBB-P2) hingga 250 persen.

Tangkapan layar seorang polisi dikeroyok para pengunjuk rasa atau demo di Pati. [X/@Pandugaid]
Tangkapan layar seorang polisi dikeroyok para pengunjuk rasa atau demo di Pati. [X/@Pandugaid]

Unjuk Rasa di Pendopo Ricuh

Baca Juga: 7 Fakta Terkini Demo Pati: Aksi Ricuh Hingga DPRD Sepakat Bentuk Pansus Lengserkan Bupati Sudewo

Aksi unjuk rasa warga tersebut digelar di kawasan Alun-alun Kota Pati depan pintu masuk Pendopo Kabupaten Pati, ricuh.

Husen selaku inisiator dan Syaiful Ayubi sebagai orator aksi warga tersebut menyatakan bahwa Bupati Pati Sudewo perlu dilengserkan dari jabatannya karena dinilai bersikap arogan.

Ia juga mengajak para pengunjuk rasa untuk siapkan diri menuntut pelengseran Bupati Pati hingga malam hari. Para pengunjuk rasa juga diminta untuk tertib dan tidak melakukan aksi anarkis.

"Tunjukkan bahwa warga Pati itu santun dan berakhlak, cinta damai dan tidak arogan," ujar Saiful.

Unjuk rasa warga Pati berawal dari kebijakan Pemerintah Kabupaten Pati yang menaikkan tarif pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (PBB-P2) hingga 250 persen.

Meskipun kenaikan tersebut merupakan batas maksimal dan tidak diberlakukan untuk seluruh objek pajak, karena ada yang kenaikannya hanya 50 persen.

Namun, kata mereka, karena ada pernyataan Bupati Pati Sudewo yang dinilai menyakiti hati masyarakat yang mempersilakan berunjuk rasa hingga 5.000 ataupun 50.000 orang sekalipun.

Warga akhirnya melakukan aksi donasi dengan mengumpulkan air mineral kemasan dos di sepanjang jalur trotoar depan pendopo Kabupaten Pati.

Bahkan donasi juga terus mengalir hingga air mineral dengan kemasan dos ditempatkan di kawasan Alun-alun Pati.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI