Bantah Tudingan Penggunaan Buzzer, Dedi Mulyadi : Hasil dari Transparansi Anggaran Kepada Publik

Dythia Novianty Suara.Com
Jum'at, 15 Agustus 2025 | 20:23 WIB
Bantah Tudingan Penggunaan Buzzer, Dedi Mulyadi : Hasil dari Transparansi Anggaran Kepada Publik
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. [ANTARA/Ricky Prayoga]

Suara.com - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengungkap bahwa optimisme dan dukungan yang ia terima bukanlah hasil penggunaan buzzer.

Dia menyebut, melainkan hasil dari keterbukaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, seperti transparansi anggaran yang ia tunjukkan langsung kepada publik.

Dedi meyakini bahwa sebelum ia memimpin, masyarakat Jawa Barat tidak memiliki akses untuk memahami bagaimana uang triliunan rupiah di APBD dibelanjakan.

“Yang terjadi adalah publik bahagia di mana dulu dia tidak tahu anggaran provinsi itu seperti apa, peruntukannya untuk apa. Hari ini mereka bisa mengakses, bisa melihat, dan saya ngomong di YouTube disebutin angka-angkanya.” ungkap Dedi Mulyadi dalam sebuah podcast melalui kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored, Jumat (15/8/2025).

Kemudian, Dedi mengatakan bahwa tindakannya tersebut memicu reaksi dari warga.

Setelah melihat data yang disajikan dan mendengar pemaparan Dedi Mulyadi di YouTube, banyak warga dan content creator lokal turun langsung ke lapangan untuk melakukan verifikasi.

"Setelah saya sebutkan angka-angkanya, mereka cek ke lapangan. Mereka melihat bagaimana pembangunan jalan, pembangunan jembatan, irigasi, sebentar lagi pembangunan sekolah," jelasnya, dalam podcast tersebut, pada Kamis (14/8/2025).

Fenomena tersebut, menurut Dedi, menciptakan efek multiplier effect, yaitu para warga dan content creator menjadi ikut berpartisipasi aktif dalam mengawasi dan mendokumentasikan proyek-proyek pembangunan yang berjalan.

Setelahnya, informasi tentang kinerja pemerintah menyebar secara natural.

Baca Juga: Spanduk 'Gubernur Pencitraan' Sambut KDM di Sleman, Pelaku Wisata: Jangan Jadikan DIY Bahan Konten!

"Publik itu menjadi terpartisipasikan dalam sebuah konsep gagasan yang saya usung. Ini memiliki multiplier effect media, publiknya jadi tahu semua karena mereka yang berpartisipasi," tambah Dedi.

Dengan mengungkapkan fakta tersebut, Dedi secara langsung membantah tudingan bahwa popularitasnya adalah hasil penggunaan buzzer.

"Optimisme publik inilah yang orang tuduh saya pakai buzzer itu. Padahal bukan." tegasnya.

"Dukungan yang mengalir deras di media sosial adalah cerminan dari kepuasan publik yang akhirnya merasa dilibatkan dan melihat langsung hasil nyata dari anggaran tersebut," pungkas dia.


Reporter : Nur Saylil Inayah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI