Suara.com - Sebuah konten yang diunggah oleh Dahnil Anzar Simanjuntak, Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji (BPH) RI sekaligus Juru Bicara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, mendadak viral dan menjadi bulan-bulanan warganet.
Konten Dahnil Anzar yang niatnya menunjukkan jiwa nasionalisme justru berbalik menjadi bumerang dan menuai tudingan pencitraan yang masif.
Dalam unggahan video di akun media sosialnya, Dahnil Anzar membagikan momen ketika dirinya turun dari mobil untuk membantu seorang petugas patroli dan pengawalan (patwal) yang bendera Merah Putih di motornya nyaris terlepas.
Dengan narasi heroik, Dahnil menggambarkan aksi spontannya sebagai bentuk penghormatan terhadap simbol negara.
"Di tengah jalan, bendera merah putih di motor patwal kami hampir terlepas. Maka kami berhenti untuk kembali mengikat kuat sang saka Merah Putih," kata Dahnil Anzar dalam keterangan unggahannya.
Tak berhenti di situ, mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah ini juga menambahkan pesan kebangsaan yang sarat makna dan mengaitkan tindakannya dengan perjuangan para pahlawan.
"Jutaan para pahlawan negeri berkorban demi tegak dan berkibarnya Merah Putih, agar kita semua hari ini bisa hidup lebih baik sebagai bangsa dan negara. Demi Indonesia," ujar Dahnil Anzar.
Namun, alih-alih mendapat pujian, konten tersebut justru disambut dengan sinisme oleh publik.
Banyak yang menilai adegan tersebut terlalu "sinematik" dan terkesan diatur sedemikian rupa untuk membangun citra positif.
Baca Juga: Tidak Hanya Pati, Pajak PBB Cirebon, Bone, dan Jombang Juga Naik Hingga 1.200 Persen
Akun Instagram @voidotid mengunggah ulang konten tersebut pun meminta netizen untuk membuat caption yang pas terkait konten Dahnil Ahnzar tersebut.

"Kami sampai bingung mau menuliskan apa... Silakan bagi kalian yang ingin bantu kami untuk membuat caption yang 'cocok' untuk konten ini," tulis akun Instagram @voidotid.
Sontak, kolom komentar pun dibanjiri ribuan tanggapan pedas yang mayoritas menuding Dahnil Anzar sedang melakukan pencitraan.
Warganet juga membandingkannya dengan jejak digital Dahnil di masa lalu ketika gencar mengkritik pemerintah dan kerap menggunakan istilah "pencitraan" untuk menyerang lawan politiknya.
"Pejabat kerja (tidak) Pejabat Pencitraan (iya)," komentar pedas akun @anugerah**.
"Kasih beliau piala Citra, atas pencitraan yang begitu sinematik," sindir akun @riza***.
"Dulu kritik keras pencitraan, sekarang dengan terang pencitraan," tulis akun @ayah_faz**.
"Ludah online mana nih?" timpal akun @awinga***.
Profil Dahnil Anzar Simanjuntak: Dari Aktivis, Juru Bicara Prabowo, hingga Isu Kontroversi
Dahnil Anzar Simanjuntak adalah seorang politisi, akademisi, dan aktivis yang dikenal luas di kancah perpolitikan Indonesia.
Namanya mulai dikenal publik secara luas saat menjabat sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah, dan semakin menonjol setelah menjadi salah satu figur sentral di lingkaran politik Prabowo Subianto.
Lahir di Salahaji, Langkat, Sumatera Utara, pada 10 April 1982, Dahnil menghabiskan masa kecilnya di Kuala Simpang, Aceh, sebelum berpindah-pindah mengikuti orangtuanya.
Perjalanan pendidikannya ditempuh dengan berbagai tantangan ekonomi. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, ia pernah bekerja sebagai juru parkir dan mendirikan kursus Bahasa Inggris bersama teman-temannya.
Dahnil berhasil menyelesaikan pendidikan Sarjana (S1) di bidang Akuntansi Publik dari STIE Ahmad Dahlan, Jakarta.
Ia kemudian melanjutkan studi Magister (S2) dengan fokus Kebijakan Publik di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan program Doktor (S3) Ilmu Ekonomi di Universitas Diponegoro, Semarang.
Sebelum terjun penuh ke politik, Dahnil berprofesi sebagai dosen di beberapa universitas, termasuk sebagai Dosen PNS di Fakultas Ekonomi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Banten.
Jejak Karier dan Politik
Karier Dahnil di panggung nasional dimulai dari pergerakannya di organisasi Muhammadiyah. Ia terpilih menjadi Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah periode 2014-2018.
Posisinya di organisasi ini membuatnya sering tampil di media sebagai pengamat, terutama saat gelombang Aksi 212 pada 2016, di mana ia menjadi salah satu narasumber yang vokal.
Titik balik karier politiknya terjadi pada 2018, ketika ia ditunjuk menjadi Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) untuk pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam Pilpres 2019
Untuk mengambil peran ini, Dahnil memutuskan mundur dari statusnya sebagai dosen PNS di Untirta.
Setelah Pilpres 2019, loyalitasnya pada Prabowo terus berlanjut. Ketika Prabowo diangkat menjadi Menteri Pertahanan, Dahnil ditunjuk sebagai Staf Khusus Menteri Pertahanan.
Ia kemudian resmi bergabung dengan Partai Gerindra. Dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, Dahnil diberi amanah baru sebagai Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) yang dilantik pada Oktober 2024.
Kontroversi
Nama Dahnil Anzar Simanjuntak tidak lepas dari sorotan media, termasuk terkait beberapa kontroversi. Isu yang paling signifikan adalah dugaan penyelewengan dana acara kemah pemuda pada tahun 2018.
Pada November 2018, nama Dahnil terseret dalam kasus dugaan penyimpangan dana Apel dan Kemah Pemuda Islam Indonesia yang diinisiasi oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pada 2017.
Pihak kepolisian dari Polda Metro Jaya memanggil Dahnil untuk diperiksa sebagai saksi dalam kasus ini.