Susi Pudjiastuti 'Banjir Air Mata' Atas Kematian Dea: Korban Tewas usai Laporan Dicueki Polisi!

Kamis, 14 Agustus 2025 | 11:40 WIB
Susi Pudjiastuti 'Banjir Air Mata' Atas Kematian Dea: Korban Tewas usai Laporan Dicueki Polisi!
Susi Pudjiastuti 'Banjir Air Mata' Atas Kematian Dea: Korban Tewas usai Laporan Dicueki Polisi!

Suara.com - Publik belum lama ini digemparkan dengan kasus kematian Dea Permata Karisma (27), seorang staf HRD di Purwakarta, Jawa Barat yang ditemukan tewas secara tragis. Meski masih diselimuti kabut misteri, kasus kematian Dea menjadi sorotan karena korban diketahui sempat melaporkan soal dugaan pengancaman, namun diacuhkan oleh aparat kepolisian.

Kasus kematian Dea pun sampai menjadi perhatian mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KP), Susi Pudjiastuti.

Melalui akun X (sebelumnya Twitter) miliknya pada Kamis (14/8/2025), Susi Pudjiastuti mengunggah ulang sebuah berita yang mengisahkan akhir hidup Dea yang tragis.

Tak banyak kata yang ia tulis, namun deretan emoji tangisan yang dibubuhkannya sudah cukup menggambarkan kepedihan dan simpati mendalamnya terhadap nasib korban.

Unggahan Susi ini seketika menjadi sorotan netizen. Bahkan, tak sedikit yang ikut teriris menanggapi kasus kematian Dea hingga menyinggung soal kewenangan kepolisian yang seolah enggan mengusut laporan korban.

"Bu @susipudjiastuti kaya gk tau saja gimana polisi kita ini emg tidak berguna untuk rakyat kecil," tulis salah satu netizen.

"Ibu susi yg berani dan jujur aja sedih apalagi sipilnya, makanya ndak heran kepercayaan polisi sangat menurun," timpal yang lainnya.

"Innalillahi waina ilaihi rojiun. berualang kembali, laporan tak diindahkan akhirnya ada korban," tulis netizen terenyuh.

Kasus Kematian Dea hingga Respons Polisi

Baca Juga: Ngeri! Hercules Ultimatum Bupati Pati Sudewo: Lebih Baik Mundur Sebelum Diusir Rakyat!

Sebelum ditemukan tewas bersimbah darah di kediamannya di Desa Jatimekar, Kecamatan Jatiluhur, pada Selasa (12/8/2025), Dea Permata Karisma ternyata sempat melapor soal kasus pengancaman kepada polisi, namun laporan disebut tidak digubris.

Fakta itu terungkap dari keterangan Yuli Ismawati selaku ibu kandung korban.

Keluarga korban mengungkapkan bahwa Dea sudah berbulan-bulan menerima teror dan ancaman pembunuhan, baik melalui pesan WhatsApp maupun aksi langsung seperti pelemparan cat ke rumahnya.

Namun, pihak Polres Purwakarta membantah adanya pengabaian laporan. 

Menurut Kasi Humas Polres Purwakarta, AKP Enjang Sukandi, tidak ada laporan resmi yang dibuat oleh korban terkait ancaman tersebut.

Polisi mengklaim bahwa yang terjadi hanyalah sebatas konsultasi antara suami korban dengan seorang petugas Bhabinkamtibmas di sebuah acara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI