Puan Maharani Nyanyi 'Imagine': Pesan Politik Mengejutkan di Balik Lagu Lennon

Jum'at, 15 Agustus 2025 | 13:45 WIB
Puan Maharani Nyanyi 'Imagine': Pesan Politik Mengejutkan di Balik Lagu Lennon
Ketua DPR Puan Maharani (kedua kanan) dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR-DPD RI Tahun 2025 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (15/8/2025). [Antara/Rivan Awal Lingga/app/rwa]

Suara.com - Aksi Ketua DPR RI Puan Maharani menyanyikan lagu legendaris "Imagine" karya John Lennon di Sidang Tahunan menjadi sorotan. Di balik pilihan lagu yang tak terduga itu, tersimpan sebuah pesan politik yang mendalam; era menuntut kesetaraan gender sebagai kebijakan afirmasi atau jatah sudah berakhir.

Saat ditemui usai acara, Puan secara blak-blakan menguraikan bahwa keterlibatan perempuan dalam pembangunan bangsa adalah sebuah kewajiban yang tidak bisa ditawar lagi.

Puan Maharani menegaskan bahwa esensi dari lagu 'Imagine' yang ia bawakan adalah seruan untuk keadilan sejati, bukan sekadar pemenuhan kuota. Ia menuntut agar peran perempuan tidak lagi dipandang sebagai pelengkap atau penerima belas kasihan kebijakan afirmasi.

"Diberi kesempatan, keadilan, bukan sebagai afirmasi, tapi sebagai salah satu hal yang memang harus dijalankan dalam membangun bangsa dan negara," kata Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jumat (15/8/2025).

Pernyataan ini seolah menjadi skakmat yang mengubah narasi dari 'meminta' menjadi 'menagih'. Puan memposisikan kesetaraan gender sebagai sebuah keniscayaan yang inheren dalam proses bernegara.

"Ya, bagaimana perempuan dan laki-laki bisa bersama-sama dalam membangun bangsa dan negara," ujarnya.

Jadi 'Soundtrack' Ironi Rendahnya Keterwakilan Perempuan

Pilihan lagu ini menjadi semakin relevan jika dikaitkan dengan isi pidato Puan sebelumnya. Dalam pidatonya, ia menyoroti fakta pahit bahwa keterwakilan perempuan di DPR RI saat ini baru mencapai 21,9 persen. Angka ini masih jauh di bawah target ideal 30 persen yang diperjuangkan selama bertahun-tahun.

Lagu Imagine seolah menjadi soundtrack dari ironi ini; sebuah ajakan untuk membayangkan Indonesia yang lebih baik, di mana kesenjangan representasi politik seperti ini tidak lagi terjadi.

Baca Juga: 'Garis Tangan, Campur Tangan, Buah Tangan': Puan Maharani Bongkar Borok Demokrasi Pemilu

Aksi Puan ini menjadi pengingat yang kuat bahwa di usia 80 tahun kemerdekaan, perjuangan untuk kesetaraan gender yang sejati masih jauh dari kata selesai. Ini bukan lagi soal angka, tetapi soal perubahan fundamental dalam cara pandang bangsa terhadap peran perempuan dalam setiap aspek kehidupan bernegara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI