
"Mekanisme kebijakan ini seperti penghapusan pada pajak kendaraan bermotor saja," jelasnya, merujuk pada program tax amnesty yang seringkali berhasil meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
Dua peristiwa ini secara gamblang menunjukkan jurang perbedaan dalam gaya kepemimpinan dan pendekatan kebijakan publik:
Pendekatan Bupati Pati (Sudewo):
- Fokus: Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui instrumen pajak.
- Gaya Komunikasi: Dianggap top-down, kaku, dan cenderung konfrontatif saat mendapat penolakan dari publik.
- Risiko: Kehilangan kepercayaan dan simpati publik, memicu instabilitas sosial dan politik di tingkat lokal.
Pendekatan Dedi Mulyadi:

- Fokus: Meringankan beban publik dan membangun simpati melalui kebijakan populis.
- Gaya Komunikasi: Aspiratif, solutif, dan menyerahkan penilaian akhir kepada masyarakat. "Kita imbau untuk semua, kalau tidak mengikuti ya biarkan saja masyarakat yang akan menilai," ujarnya.
- Potensi: Meningkatkan elektabilitas dan citra positif sebagai pemimpin yang pro-rakyat, sekaligus berpotensi meningkatkan kepatuhan pajak jangka panjang.
Kontras antara kebijakan di Pati dan imbauan Dedi Mulyadi menjadi cermin bagi para pemimpin daerah dalam merumuskan kebijakan yang tidak hanya efektif secara fiskal, tetapi juga dapat diterima secara sosial dan politik oleh masyarakat yang mereka layani.