Cinta Ditolak, Bocah SD Pukuli Adik Cewek Incarannya hingga Gegar Otak

Bernadette Sariyem Suara.Com
Senin, 18 Agustus 2025 | 15:00 WIB
Cinta Ditolak, Bocah SD Pukuli Adik Cewek Incarannya hingga Gegar Otak
IIAI alias Ijul, bocah SD berusia 10 tahun di Malaysia dan juga penderita kanker, masuk rumah sakit akibat dianiaya anak berumur 12 tahun. Pelaku memukuli Ijul karena cintanya ditolak kakak Ijul. [Malaysia Gazette]

Kecewa Atas Penanganan Kasus

Berbekal pengakuan putrinya dan kondisi Ijul yang memprihatinkan, Siti Suhana segera membuat laporan di Kantor Polisi Taman Universiti pada 26 Maret.

Namun, respons yang didapat justru membuatnya kecewa berat. Ia mendapat informasi bahwa kasus tersebut dianggap tidak sesuai untuk dibuka kertas penyelidikan.

"Meskipun anak saya mengalami gegar otak dan menyebabkan keluarga kami menghadapi berbagai kesulitan, pelaku tidak diproses secara hukum dengan alasan ia masih di bawah umur dan mungkin telah bertindak dengan pikiran yang tidak rasional," keluhnya.

Satu-satunya tindak lanjut yang dilakukan hanyalah pertemuan antara kedua keluarga.

Rasa ketidakadilan begitu mendalam dirasakan Siti Suhana. Dampak jangka panjang pada putranya sangat signifikan.

"Sampai saat ini saya belum puas karena dampaknya terhadap anak saya sangat besar. Dia mengalami gegar otak hingga tidak dapat berkonsentrasi pada pelajaran atau berolahraga," jelasnya.

Menurut keterangan dokter, proses penyembuhan Ijul bisa memakan waktu hingga tiga tahun dan ia harus bergantung pada obat-obatan.

Dokter mengatakan masa penyembuhannya bisa memakan waktu hingga tiga tahun dan akan bergantung pada pengobatan. Dokter mengatakan anak tersebut berisiko kejang jika terjatuh atau pingsan, tambahnya.

Baca Juga: Ramadhan Sananta Bikin Merinding Legenda Timnas Malaysia, Kenapa?

Perundungan Terulang Kembali

Penderitaan Ijul ternyata belum berakhir. Pada 7 Agustus lalu, sekitar pukul 10 pagi, ia kembali menjadi korban perundungan untuk kedua kalinya, kali ini di sebuah sekolah kebangsaan di Skudai dengan pelaku yang berbeda.

Akibatnya, ia kembali harus dilarikan ke rumah sakit.

Siti Suhana pun kembali melaporkan kejadian ini pada 15 Agustus, berharap anaknya tidak terus menjadi sasaran empuk yang dapat mengancam nyawanya.

"Anak saya mengeluh bahwa pelaku lain memukul kepalanya dengan tangannya saat ia bersekolah di sekolah nasional. Saya tidak yakin mengapa anak saya menjadi korban dan apakah ia dianggap lemah karena sakit dan diperlakukan seperti itu," ujarnya sedih.

Ia menambahkan bahwa kondisi kanker hidung putranya sebenarnya sudah membaik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI