Ia menyoroti potensi kebocoran atau salah alokasi anggaran yang seharusnya untuk kesejahteraan warga.
5. Ultimatum Perang: Ancaman Audit Massal 339 Desa
Ini adalah puncak dari pidatonya. Hasbi tidak hanya mengeluh, ia mengancam. Menggunakan bahasa Sunda yang lebih lugas, ia memberikan ultimatum yang membuat siapapun bergidik.
“Jangan macam-macam ke saya, (jika) melawan, 339 kepala desa saya periksa, saya audit,” ancamnya.
Ini adalah deklarasi perang terbuka. Mengaudit seluruh desa secara serentak adalah langkah drastis yang menunjukkan keseriusan dan hilangnya kesabaran seorang bupati.
6. Gebrakan Politik di Tengah Sorotan Nasional
Tindakan Hasbi Jayabaya menjadi sorotan karena sangat jarang seorang kepala daerah di Indonesia berani mengkonfrontasi bawahannya secara massal dan terbuka di acara sepenting HUT RI.
Gebrakan ini bisa menjadi pertaruhan politik besar baginya, namun sekaligus menjadi standar baru bagi pemimpin daerah lain untuk menunjukkan ketegasan dalam mengawasi dana desa, yang selama ini rawan menjadi "ATM" oknum pejabat.
Baca Juga: Disebut Mengatakan Guru Beban Negara, Sri Mulyani: Hoax!