Kritik yang lebih tajam pun bermunculan, mempertanyakan esensi dari sebuah hubungan yang sehat.
"Maaf Mba, apa tidak ada pekerjaan lain? Bisa 24 jam VCan? Kadang yang berlebihan itu kurang baik," tulis seorang pengguna media sosial.
Komentar ini diamini oleh yang lain, "Hubungan yang tenang itu, bukan yang bisa vcall 24 jam, tapi yang tetap bisa melanjutkan aktivitasnya masing-masing tanpa curiga satu sama lain."
Fenomena ini, baik yang dicontohkan oleh Jefri Nichol maupun oleh pasangan di lapangan bola, menandai sebuah pergeseran budaya dalam berpacaran.
Di satu sisi, ini bisa dilihat sebagai puncak dari intimasi digital. Namun di sisi lain, ini memicu pertanyaan krusial, di mana batas antara komitmen dan obsesi?
Antara transparansi dan kurangnya ruang pribadi? Apakah layar yang terus menyala ini adalah tanda cinta sejati, atau justru sinyal dari hubungan yang rapuh dan dilandasi rasa curiga?