Wakil Rakyat Kaya Raya, Rakyatnya Sengsara? Bedah Tuntas Ironi Gaji DPR yang Bikin Geleng-Geleng Kepala

Kamis, 21 Agustus 2025 | 19:13 WIB
Wakil Rakyat Kaya Raya, Rakyatnya Sengsara? Bedah Tuntas Ironi Gaji DPR yang Bikin Geleng-Geleng Kepala
Para Anggota DPR RI. (Instagram/dpr_ri)

Jika semua komponen itu dijumlahkan, angka di atas Rp100 juta per bulan bukanlah hal yang mustahil.

Sebuah nominal yang sangat kontras dengan realitas kehidupan sebagian besar masyarakat yang mereka wakili.

Ironi di Atas Mimbar: Suara Dosen dan Guru Honorer yang Tak Terdengar

Ilustrasi guru mengajar. (Pixabay/aditiotantra)
Ilustrasi guru mengajar. (Pixabay/aditiotantra)

Kenaikan atau tingginya pendapatan anggota dewan ini menjadi semakin menyakitkan ketika kita menengok nasib para pahlawan tanpa tanda jasa.

Di sudut-sudut lain negeri ini, para guru honorer berjuang dengan gaji ratusan ribu rupiah per bulan, jauh di bawah upah minimum.

Mereka adalah garda terdepan pencetak generasi bangsa, namun kesejahteraan mereka seolah dilupakan.

Tidak jauh berbeda, para tenaga pendidik di level perguruan tinggi, seperti dosen, juga banyak yang menyuarakan keluhan serupa.

Dengan beban kerja yang tinggi—mengajar, meneliti, dan melakukan pengabdian masyarakat—pendapatan mereka seringkali tidak sebanding.

"Bagaimana mungkin negara ini mau maju jika pendidiknya saja tidak dimanusiakan? Di saat kami harus memutar otak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mereka di Senayan dengan mudahnya menikmati fasilitas dan gaji buta," ujar seorang dosen muda, Krisna Sujiwo di sebuah universitas swasta di Yogyakarta, Kamis (21/8/2025).

Baca Juga: Fathian Pujakesuma: Gaji DPR Besar, Tapi Modal Nyaleg Belum Tentu Balik

Kondisi ini menciptakan sebuah paradoks yang memilukan.

Negara seolah lebih menghargai mereka yang duduk di kursi empuk dan seringkali "tertidur" saat rapat, dibandingkan mereka yang berdiri di depan kelas, mendedikasikan hidupnya untuk mencerdaskan anak bangsa.

Ketika Kinerja Tak Sebanding dengan Gaji

Ilustrasi 575 anggota DPR RI. [Ist]
Ilustrasi 575 anggota DPR RI. [Ist]

Kritik publik terhadap DPR bukanlah tanpa alasan. Banyak anggota dewan yang dinilai lebih sering "duduk, diam, dan dapat duit" ketimbang benar-benar turun ke lapangan, menyerap aspirasi, dan memperjuangkannya.

Fungsi legislasi, pengawasan, dan anggaran yang seharusnya menjadi tugas utama mereka, terasa tumpul.

Produktivitas legislasi yang rendah, rapat paripurna yang sering kosong, hingga kasus-kasus korupsi yang menjerat anggotanya menjadi catatan kelam yang terus berulang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?