Dinilai Serakahnomics, CHED ITB-AD Ungkap Praktik Eksploitasi Industri Rokok ke Kelompok Rentan

Sabtu, 23 Agustus 2025 | 14:57 WIB
Dinilai Serakahnomics, CHED ITB-AD Ungkap Praktik Eksploitasi Industri Rokok ke Kelompok Rentan
Dinilai Serakanomics, CHED ITB-AD Ungkap Praktik Eksploitasi Industri Rokok ke Kelompok Rentan

Suara.com - Center of Human dan Development (CHED) Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB-AD) mengungkap adanya praktik eksploitasi terhadap industri rokok terhadap para masyarakat miskin yang disasar sebagai konsumennya. 

“Surplus ekonomi keluarga miskin banyak dialihkan ke industri rokok. Industri rokok menjadi kaya raya berkat kontribusi masyarakat miskin, petani tembakau, buruh industri, bahkan anak-anak yang menjadi konsumen,” ungkap Senior Advisor CHED ITBAD Mukhaer Pakkanna dalam sebuah diskusi di Jakarta dikutip pada Sabtu (23/8/2025). 

Menurutnya, adanya lobi politik dari industri rokok membuat pengendalian rokok di Indonesia sulit dilakukan. 

Konferensi pers bertema "Membaca RAPBN 2026: Target Penerimaan Cukai Rokok untuk Rakyat atau Pemerintah?" di ANTARA Heritage Center, Jakarta. (ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari)
Konferensi pers bertema "Membaca RAPBN 2026: Target Penerimaan Cukai Rokok untuk Rakyat atau Pemerintah?" di ANTARA Heritage Center, Jakarta. (ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari)

“Industri rokok memiliki lobi politik yang kuat, bahkan hingga level desa. Intervensi industri tembakau (Tobacco Industry Interference/TII) adalah hambatan utama dalam pengendalian tembakau,” ujarnya. 

Adanya belenggu eksploitasi industri rokok itu, Kepala Pusat Studi CHED ITBAD Roosita Meilani Dewi, menyebut fenomena ekonomi rokok di Indonesia sebagai Serakahnomics.

“Industri rokok mengeksploitasi konsumen kecanduan, membuat masyarakat terkunci dalam pola konsumsi. Mereka sengaja menyasar anak-anak, remaja, perempuan, dan kelompok miskin. Industri meraup untung besar, tapi biaya kesehatan dan sosial dipindahkan ke masyarakat,” bebernya. 

Diketahui, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan prevalensi perokok aktif di Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, jumlah perokok aktif diperkirakan mencapai 70 juta orang, dengan 7,4 persen di antaranya perokok berusia 10-18 tahun. Kelompok anak dan remaja menjadi kelompok dengan peningkatan jumlah perokok paling signifikan.  

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?