Kontroversi Peter Berkowitz, Pendukung Zionis Israel yang Diundang UI dan NU

M Nurhadi Suara.Com
Selasa, 26 Agustus 2025 | 18:31 WIB
Kontroversi Peter Berkowitz, Pendukung Zionis Israel yang Diundang UI dan NU
Tuai kecaman usai hadirkan Pro-Israel, Peter Berkowitz, sebagai pembicara, pihak Universitas Indonesia minta maaf (X)

Suara.com - Universitas Indonesia (UI) mendapat sorotan tajam setelah mengundang akademisi pro-IsraelPeter Berkowitz, sebagai pembicara dalam kegiatan Pengenalan Sistem Akademik Universitas (PSAU) pada 23 Agustus 2025.

Keputusan UI mengundang Berkowitz pun menuai kritik. Menanggapi kontroversi tersebut, UI merilis siaran pers resmi bernomor PENG-273/UN2.HIP/HMI.03/2025.

Dalam klarifikasi itu, UI menyatakan berterima kasih atas semua kritik sebagai bentuk kebebasan berpendapat yang konstruktif. Pihak kampus mengaku akan lebih selektif dan sensitif dalam memilih pembicara internasional di masa mendatang.

Tidak hanya UI, Ooganisasi Islam Nahdlatul Ulama atau NU ternyata juga mengundang Berkowitz sebagai pemateri Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama di Jakarta pada Jumat, 15 Agustus dan Sabtu, 16 Agustus 2025 lalu.

Padahal Berkowitz adalah salah satu tokoh yang mendukung agenda zionisme Israel di Palestina. Bahkan, ia membela Israel yang hingga saat ini terus mengebom Palestina dan membunuh ribuan warga Palestina.

Berikut adalah daftar kontroversi Peter Berkowitz berikut merupakan alasan-alasan pengecaman terhadap acara yang mengundang dirinya.

1. Peter Berkowitz Mendukung Israel

Peter Berkowitz diketahui memiliki rekam jejak mendukung agresi Israel terhadap Palestina dan kerap menulis artikel yang mengecam pihak-pihak yang mengkritik Israel, termasuk mahasiswa dan universitas. Berkowitz telah secara terang-terangan mendukung gendosida yang dilakukan terhadap rakyat Palestina.

2. Orang Dekat Donald Trump

Baca Juga: PM Israel Sebut Invasi Gaza 'Misi Suci': Warga Yaman Murka, Siap Lawan!

Peter Berkowitz dikenal sebagai sosok yang dekat dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Hal ini selaras dengan sikapnya yang pro pada Israel.

Diketahui bahwa Amerika Serikat merupakan pendukung setia Israel. Negeri Paman Sam ini memasok senjata dan kebutuhan militer tentara zionis. Sementara itu, Berkowitz pernah menjabat sebagai Direktur Perencanaan Kebijakan di bawah pemerintahan Donald Trump.

3. Undangan Terhadap Peter Berkowitz Dikecam Masyarakat Indonesia

Undangan terhadap Peter Berkowitz dikecam masyarakat Indonesia, terutama di media sosial. Kabar tersebut mencuat pertama kali melalui akun X @kastratofe.

“Peter Berkowitz, bek Zionis dan Israel yang berbicara pada hari orientasi UI, mengungkapkan bahwa ia diundang oleh Nahdlatul Ulama (NU) untuk sebuah seminar tentang "pemikiran politik barat" satu minggu sebelum ia berbicara di UI,” tulis akun tersebut dikutip pada Selasa, 26 Agustus 2025.

4. Kontroversi Seret Nama Ketua Umum PBNU

Kabar mengenai NU yang melibatkan Peter Berkowitz kemudian menyeret nama Ketua Umum Pengurus Besar NU (PBNU) Yahya Cholil Staquf. Pada 2018 lalu, Yahya Cholil Staquf juga sempat dikecam karena mengunjungi Israel sebagai tamu Komite Yahudi Amerika.

Kunjungan tersebut juga menuai kecaman dari Palestina, yang menganggap undangan tersebut merupakan bagian dari strategi Israel menampakkan diri dengan wajah yang beradab.

Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al Shun sempat tidak terima atas kunjungan tersebut. Sementara di tahun itu, Indonesia tetap pada komitmennya untuk memperkuat hubungan diplomatik dengan Palestina.

5. Peter Mengakui Isi Seminar di Indonesia Sehari Sebelum HUT RI

Sementara itu, Peter Berkowitz melalui sebuah artikel yang ditulisnya, ia memaparkan pengalamannya saat memberikan seminar di depan anggota NU.

Melalui artikel berjudul “Teaching Western Political Thought in Indonesia” yang terbit pada Minggu, 25 Agustus 2025, Peter Berkowitz mengatakan bahwa ia mengisi seminar di Indonesia sehari sebelum HUT RI. Ia menyebut bahwa seminar tersebut terdiri dari empat sesi dengan durasi total tiga jam yang membahas sejarah pemikiran politik negara-negara Barat.

Peserta seminar sekitar 25 anggota dari Nahdlatul Ulama (NU). Selain anggota NU, ada juga peserta seminar lain yakni profesor universitas, jurnalis surat kabar, kepala sekolah asrama NU, dan banyak lagi.

“Seminar saya memberikan gambaran umum tentang pemikiran politik Barat dan memperkenalkan beberapa karya besar tradisi tersebut, ide-ide pokoknya, dan ketegangan yang tetap ada,” tulis Peter Berkowitz dalam artikelnya.

Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?