Ironi Senayan: Demo Berdarah di Luar, Pejabat Santai di Dalam - TikTok Ungkap Fakta Pahit!

Kamis, 28 Agustus 2025 | 19:34 WIB
Ironi Senayan: Demo Berdarah di Luar, Pejabat Santai di Dalam - TikTok Ungkap Fakta Pahit!
Kolase suasana demo DPR RI di luar dan di dalam gedung parlemen. (Instagram)

"Tau kan kenapa pintu gerbang sama gedung dibikin jauh, ya gini alasannya," celetuk salah satu netizen.

Seberapa pun canggihnya sistem pengeras suara yang dibawa demonstran, tembok tebal dan jarak ratusan meter itu akan meredam suara tuntutan menjadi sekadar sayup-sayup yang tak teridentifikasi.

Ini menimbulkan pertanyaan fundamental: jika aspirasi tak terdengar, bagaimana kebijakan dapat mencerminkan kehendak rakyat?

Realitas ini semakin menyesakkan ketika dikaitkan dengan serangkaian blunder yang dilakukan oleh sebagian anggota dewan belakangan ini.

Publik masih ingat betul berbagai pernyataan kontroversial yang justru menyulut amarah masyarakat.

Blunder kata-kata dari tokoh publik yang kini duduk di kursi parlemen, seperti yang pernah dilontarkan oleh Uya Kuya atau Eko Patrio, kerap memicu gelombang protes.

Pernyataan yang dianggap tidak sensitif, jauh dari empati, atau terkesan meremehkan masalah rakyat, dengan cepat menyebar luas dan memancing reaksi keras.

Contoh lain adalah reaksi anggota dewan seperti Ahmad Sahroni terhadap isu-isu krusial.

Alih-alih memberikan solusi atau menunjukkan empati, beberapa pernyataannya justru dianggap menyulut emosi warga dan menimbulkan kritikan pedas karena dinilai tidak memberikan kontribusi jelas untuk masyarakat.

Baca Juga: Apa Syarat Pendidikan Anggota DPR RI? Nafa Urbach Belum Lulus S1 Jadi Sorotan

Kejadian-kejadian ini memperparah persepsi publik bahwa ada 'jarak' bukan hanya secara fisik, tetapi juga secara mental dan emosional antara wakil rakyat dan mereka yang diwakili.

Ketika suara di luar gerbang dibungkam oleh jarak dan keamanan, dan suara di dalam gedung justru diwarnai blunder yang menyakiti hati, kepercayaan publik terhadap lembaga legislatif semakin terkikis.

Fenomena video TikTok ini menjadi pengingat tajam bahwa di tengah hiruk pikuk politik dan kemudahan informasi, gap antara penguasa dan rakyat kecil masih menjadi tantangan besar demokrasi Indonesia.

Pertanyaannya, kapan suara "sound horeg" rakyat akan benar-benar bergema dan mengubah suasana di dalam Gedung Senayan?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?