Suara.com - Ketua Komisi I DPR RI, Utut Adianto, tak yakin darurat militer akan terjadi usai adanya berbagai macam aksi hingga kericuhan yang terjadi beberapa hari ini.
Ia tak yakni skenario darurat militer akan diterapkan TNI menghadapi peristiwa yang terjadi.
"Kalau dugaan saya sih pasti tidak, tapi biar pak Tandyo (Wakil Panglima TNI yang menjelaskan)," kata Utut di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (1/9/2025).
Sementara itu, Wakil Panglima TNI Jenderal Tandyo Budi Revita menepis anggapan jika pihaknya akan mengambil alih pengamanan atau menerapkan darurat militer ketika demo pecah beberapa hari terakhir.
Ia menegaskan, bahwa TNI taat terhadap konstitusi. Pihaknya juga masih menjaga soliditas.
"Saya sampaikan bahwa TNI dalam hal ini taat konstitusi, tadi saya sampaikan bahwa TNI saat ini dalam satu soliditas yang sangat kuat, antara Kementerian Pertahanan, Mabes TNI dan Mabes angkatan, tentunya kita dalam satu kuda itu semua ya kalau ada anggapan seperti itu tentunya itu sangat salah, jauh dari apa yang kita lakukan," kata Tandyo di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta.
![Massa aksi bentrok dengan personel kepolisian di kawasan Senayan saat menggelar unjuk rasa di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (28/8/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/08/28/74059-demo-di-dpr-demo-di-dpr-ricuh-ricuh-demo-dpr.jpg)
Ia mengatakan, bahwa pihaknya turun di lapangan ketika adanya aksi kemarin atas adanya permintaan perbantuan untuk institusi lain.
"Kita seperti yang kita katakan, kita taat konstitusi kita memberikan bantuan kepada institusi lain tentunya atas dasar regulasi dan permintaan saat itu sendiri," ujarnya.
Menurutnya, bahwa TNI kini menjadi satu dengan Polri usai Presiden RI Prabowo Subianto memanggil Kapolri dan Panglima TNI.
Baca Juga: Apakah Indonesia Pernah Darurat Militer? Kerusuhan saat Ini Disebut Bagian Skenario
"Bagaimana untuk mengelola ini sama-sama, jadi tidak ada kita mau ngambil alih, tidak ada," katanya.
"Karena itu disampaikan bahwa yang di depankan Polri dulu, Polri baru setelah itu ada kondisi seperti ini ya barulah kita jadi satu dengan Polri tidak ada keinginan kita untuk mengambil," sambungnya.