- Zetro Leonardo Purba (40) adalah Penata Kanselerai Muda di KBRI Lima
- Zetro tewas setelah ditembak di kepala
- Kepolisian Peru meluncurkan operasi khusus untuk memburu pelaku
Suara.com - Kabar duka menyelimuti dunia diplomasi Indonesia. Zetro Leonardo Purba, seorang diplomat yang bertugas di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Lima, Peru, meninggal dunia secara tragis. Ia menjadi korban penembakan brutal oleh orang tak dikenal pada Senin, 1 September 2025, malam waktu setempat.
Peristiwa ini sontak menjadi sorotan internasional dan meninggalkan luka mendalam bagi korps diplomatik Indonesia.
Lantas, siapa sebenarnya sosok Zetro Leonardo Purba? Almarhum adalah seorang diplomat karier berusia 40 tahun yang mengemban jabatan sebagai Penata Kanselerai Muda di KBRI Lima.
Di kalangan rekan-rekannya, Zetro dikenal sebagai pribadi yang ramah, memiliki dedikasi tinggi terhadap tugas negara, dan seorang pekerja keras yang tak kenal lelah dalam menjalankan amanah diplomatiknya.
Sebelum mengabdikan diri di Peru, jejak karier Zetro tercatat di benua Australia. Ia pernah bertugas di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Melbourne pada periode 2019 hingga 2022.
Selama di Melbourne, ia memegang posisi rangkap sebagai Bendahara sekaligus Penata Kerumahtanggaan, sebuah tugas yang menuntut ketelitian dan integritas tinggi.
Pada awal tahun 2025, Zetro mendapat penugasan baru dan dipindahkan ke Lima, Peru. Baru sekitar lima bulan ia menjejakkan kaki dan memulai tugasnya di negara Amerika Selatan tersebut, takdir berkata lain.
Dedikasinya untuk Merah Putih harus terhenti oleh timah panas yang bersarang di tubuhnya.
Kronologi Penembakan
Peristiwa nahas itu terjadi di kawasan Lince, Lima, Peru. Berdasarkan informasi yang dihimpun, insiden bermula saat Zetro mengambil uang di sebuah anjungan tunai mandiri (ATM) pada sore hari. Diduga kuat, pelaku telah membuntutinya sejak dari sana.
Baca Juga: Sosok Diplomat RI Zetro Leonardo Tewas Ditembak di Depan Istri di Peru, Pernah Tugas di Australia
Ketika Zetro tengah bersepeda menuju apartemennya di Avenida César Vallejo, para pelaku melancarkan aksinya. Upaya perampasan uang pun terjadi. Dalam situasi tersebut, terdengar tiga kali letusan senjata api yang dilepaskan oleh dua orang tak dikenal. Salah satu tembakan fatal mengenai bagian kepala Zetro.
Ia sempat dilarikan ke Klinik Javier Prado untuk mendapatkan pertolongan medis, namun luka serius yang dideritanya membuat nyawanya tidak dapat diselamatkan.
Saat kejadian tragis itu berlangsung, istri korban yang sedang menunggu di depan gedung apartemen selamat tanpa cedera. Kini, ia bersama anak-anaknya berada dalam pengamanan ketat pihak kepolisian setempat.
Respons Pemerintah Indonesia dan Peru
Menyusul insiden ini, Kepolisian Peru tidak tinggal diam. Mereka segera mengaktifkan "Plan Cerco", sebuah operasi khusus yang dirancang untuk mengepung dan menyisir area kejadian guna memburu pelaku.
Pihak berwenang juga tengah bekerja keras mengumpulkan bukti-bukti, termasuk rekaman dari kamera pengawas di sekitar lokasi.