Identitas Ojol yang Temui Gibran Diragukan, Ketum GARDA: Seluruh Ojol Mempertanyakan Siapa Mereka

Selasa, 02 September 2025 | 16:32 WIB
Identitas Ojol yang Temui Gibran Diragukan, Ketum GARDA: Seluruh Ojol Mempertanyakan Siapa Mereka
Wapres Gibran bertemu perwakilan Ojol di Istana Wakil Presiden . (Ist)
Baca 10 detik
  • Pertemuan antara pejabat dan pengemudi ojol seharusnya dilakukan melalui asosiasi resmi
  • Igun menduga pertemuan Gibran dengan ojol bagian dari rekayasa politik
  • Asosiasi resmi pengemudi ojol di Indonesia tak pernah mengirim perwakilan menemui Gibran.

Suara.com - Pertemuan sejumlah orang yang mengaku pengemudi ojek online (ojol) dengan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka pada Senin (1/9/2025) memicu tanda tanya besar.

Asosiasi resmi pengemudi ojol di Indonesia mengaku tak pernah mengirim perwakilan dalam pertemuan tersebut.

Ketua Umum Gabungan Aksi Roda Dua (GARDA), Igun Wicaksono, menegaskan bahwa pihaknya tidak tahu menahu siapa sosok yang menemui Gibran.

Menurut dia, para pengemudi ojol justru mempertanyakan kapasitas orang-orang yang tampil menggunakan atribut ojol itu.

"Nggak ada. Sejauh ini nggak ada. Malah, ojek online di seluruh Indonesia mempertanyakan siapa mereka. Siapa orang-orang ini yang mengaku menggunakan atribut ojek online," ujar Igun kepada Suara.com, Selasa (2/8/2025).

Igun lantas menyinggung dugaan bahwa pertemuan itu bisa saja bagian dari rekayasa politik.

Ia menilai perlu ada penjelasan, apakah pertemuan tersebut murni pertemuan pribadi atau benar-benar mewakili aspirasi pengemudi.

"Itu yang jadi pertanyaan. Apakah hal ini merupakan rekayasa dari Wapres Gibran untuk menarik simpati pengemudi ojek online, atau memang ada orang-orang yang mengaku mewakili pengemudi ojol," ucapnya.

Tak hanya GARDA, Igun memastikan asosiasi resmi lainnya juga tidak mengenal orang-orang yang muncul di hadapan Gibran.

Baca Juga: Fathian Pujakesuma Tagih Sikap Prabowo dan Gibran soal Penyerangan Kampus: Bangun Kalian!

"Betul. Tidak ada yang mengenal," tegasnya.

Menurut Igun, pertemuan antara pejabat dan pengemudi ojol seharusnya dilakukan melalui asosiasi resmi, bukan sekadar menghadirkan individu tanpa keterwakilan.

Ia menekankan, GARDA sendiri memiliki jaringan di seluruh Indonesia dan tercatat di pemerintah daerah maupun pusat.

"Ya, sebagian besar begitu. Bukan asal comot dari pinggir jalan. Aspirasi itu harus ada keterwakilan," katanya.

Lebih lanjut, Igun juga menyoroti atribut ojol yang bisa dengan mudah dibeli oleh masyarakat umum. Hal itu membuat siapa saja bisa mengenakan jaket atau helm ojol tanpa benar-benar menjadi pengemudi.

"Ya, siapapun bisa membeli atribut ojol. Tapi apakah dia benar ojol atau bukan, atau apakah mereka lembaga atau bukan, itu tidak bisa diketahui," tuturnya.

Igun menilai polemik ini seharusnya segera diluruskan oleh pihak Wakil Presiden.

Massa Driver ojek online (ojol) yang tergabung dalam Aliansi Taktis 'Aksi 177' URC Bergerak Bersama menggelar aksi demo di kawasan Monas, Jakarta, Kamis (17/7/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Ilustrasi massa Driver ojek online (ojol). [Suara.com/Alfian Winanto]

Bagi Igun, yang penting bukan orang-orang itu bicara ke publik, melainkan adanya kejelasan resmi dari Sekretariat Wapres mengenai kapasitas pertemuan tersebut.

"Yang dibutuhkan adalah konfirmasi atau klarifikasi dari Sekretariat Wakil Presiden. Siapa mereka? Dalam kapasitas apa mereka bertemu?" pungkasnya.

Sebelumnya, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menerima perwakilan pengemudi ojek online (ojol) di Istana Wapres, Jakarta Pusat, usai aksi unjuk rasa yang berujung ricuh kemarin.

Momen pertemuan ini dibagikan melalui video yang diunggah akun Instagram Sekretariat Wakil Presiden RI, @setwapres.ri.

Terlihat pada unggahan, sejumlah ojol yang menggunakan berbagai atribut aplikasi berbeda-beda berbincang dengan putra sulung Presiden ketujuh RI Joko Widodo itu.

Dalam pertemuan tersebut, para ojol mengeluhkan turunnya pendapatan mereka lantaran situasi yang belum kondusif pascakericuhan.

Salah seorang perwakilan mengatakan, rekan-rekan sesama pengemudi kini merasa waswas ketika hendak mencari nafkah di jalan.

“Alhamdulillah tadi pertemuannya lebih banyak kita yang memberikan masukan. Kami minta pemerintah bisa lebih cepat mengkondusifkan keadaan hari ini, karena terus terang beberapa hari ini teman-teman ojek online terganggu dalam mata pencarian. Jumlah penumpang menurun, rasa waswas juga ada dalam narik, mengingat eskalasi makin meningkat,” kata salah satu perwakilan ojol usai bertemu Gibran, Minggu (31/8/2025).

Ia menegaskan, pihaknya sudah mengimbau para pengemudi di wilayah masing-masing agar tidak mudah terprovokasi untuk ikut dalam aksi yang berujung anarkis.

“Demo itu hak demokrasi yang dilindungi undang-undang, tapi jangan sampai ada perusakan fasilitas umum atau penjarahan. Itu tidak kami inginkan,” tegasnya.

Selain itu, para pengemudi juga menyampaikan duka atas insiden yang menimpa rekan mereka, Affan Kurniawan, yang meninggal saat kericuhan terjadi. Mereka meminta proses hukum dijalankan terhadap para pelaku.

“Alhamdulillah beliau (Wapres Gibran) menanggapi secara positif dan menjanjikan akan ada proses hukum. Itu yang kami harapkan bisa sedikit meredam teman-teman ojol,” ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?