Ferry Irwandi Kasih Alarm: Negara Salah Urus, Ledakan Anak Muda Jadi Bencana

Tasmalinda Suara.Com
Rabu, 03 September 2025 | 21:07 WIB
Ferry Irwandi Kasih Alarm: Negara Salah Urus, Ledakan Anak Muda Jadi Bencana
Ferry Irwandi. (instagram.com/irwandiferry)
Baca 10 detik
  • Ferry Irwandi, kreator konten sekaligus pengamat sosial, memperingatkan Indonesia sedang menghadapi “bom waktu bonus demografi”.
  • Gelombang protes rakyat dengan tuntutan “17+8” mencerminkan kegagalan negara memanfaatkan potensi usia produktif.
  • Ferry menegaskan, kegagalan mengelola bonus demografi akan memicu ledakan pengangguran intelektual

Suara.com - Di tengah riuh rendah suara tuntutan reformasi yang menggema di seluruh negeri, kreator konten dan pengamat sosial Ferry Irwandi melempar sebuah "bom waktu" intelektual yang jauh lebih mengkhawatirkan.

Melalui sebuah pernyataan tajam, ia menyalakan alarm tanda bahaya tentang masa depan Indonesia. "Jangan sampai negara kita gagal memanfaatkan bonus demografi!" serunya.

Peringatan ini bukan sekadar kalimat biasa.

Ini adalah sebuah gugatan fundamental yang menunjuk langsung pada akar masalah dari seluruh krisis yang terjadi saat ini: kegagalan negara dalam menyiapkan masa depan bagi generasi emasnya.

Apa Itu "Bom Waktu" Bonus Demografi?

Bagi yang belum paham, bonus demografi adalah sebuah "jendela emas" langka dalam sejarah sebuah bangsa.

Ini adalah periode di mana jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) jauh lebih besar daripada jumlah penduduk usia non-produktif (anak-anak dan lansia).

Secara teori, ini adalah momentum sempurna bagi sebuah negara untuk melesat maju.

Namun, Ferry Irwandi mengingatkan, bonus ini adalah pedang bermata dua.

Jika negara gagal menyediakan pendidikan berkualitas dan lapangan kerja yang layak bagi jutaan anak mudanya, bonus ini akan berubah menjadi bencana demografi.

Protes di Jalanan Adalah Gejalanya

Peringatan Ferry Irwandi menjadi sangat relevan jika kita melihat apa yang terjadi di jalanan.

Tuntutan-tuntutan rakyat dalam manifesto "17+8" adalah potret nyata dari kegagalan negara dalam memanfaatkan bonus demografinya.

Tuntutan upah layak adalah cerminan dari jutaan anak muda produktif yang kesulitan mendapat pekerjaan yang menyejahterakan.

Tuntutan reformasi DPR & pemberantasan korupsi adalah bukti bahwa energi generasi muda terkuras habis oleh sistem yang bobrok, bukannya untuk inovasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Mau notif berita penting & breaking news dari kami?