- Selamatkan Pimpinan hingga Luka Parah Dihantam Batu
- Saksi Mata Ungkap Sadisnya Serangan, Rekannya Jadi Korban Jiwa
- Gus Ipul Pastikan Santunan dan Rehabilitasi untuk Korban Kerusuhan
Suara.com - Jumat, 29 Agustus 2025 malam, suasana di Gedung DPRD Kota Makassar berubah mencekam.
Api dan lemparan batu bertubi-tubi menghantam gedung wakil rakyat.
Arief Rahman Hakim masih mengingat jelas detik-detik ia berlari menyelamatkan diri dengan kaki terluka parah akibat dihantam batu.
Arief adalah staf Wakil Ketua I DPRD Makassar, Andi Suharmika.
Sejak Jumat sore, ia sudah berada di gedung dewan untuk membantu pimpinannya menyiapkan rapat paripurna yang digelar pada malam hari.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin baru saja tiba dari luar kota, sehingga sidang dijadwalkan lebih malam dari biasanya. Tak ada yang menduga, agenda resmi itu akan berubah menjadi tragedi.
Sekitar pukul 21.00 Wita, Arief mendengar kabar mengejutkan. Massa sudah merangsek masuk ke area gedung.
Teman-temannya dari Satpol PP dan Dinas Perhubungan yang berjaga di pintu depan diserang. Suasana paripurna seketika berubah jadi kepanikan.
"Tiba-tiba sudah ada informasi massa mulai masuk. Saya inisiatif amankan mobil dinas di lobi, saya pindahkan ke belakang mushala. Setelah itu saya kembali ke ruangan pimpinan untuk ambil barang pribadi," kenang Arief.
Baca Juga: DPRD Ungkap Minimnya Sanksi Pelanggaran Perda, Pemprov DKI Diminta Serius Tegakkan Aturan
Arief kemudian naik lagi ke ruang paripurna untuk menginformasikan kepada wali kota, wakil wali kota, dan pimpinan DPRD. Evakuasi pun dilakukan.
Begitu memastikan pimpinannya aman, Arief kembali masuk ke gedung untuk menolong pegawai lain yang masih tertinggal. Namun niat itu hampir merenggut nyawanya.
Saat hendak keluar, Arief berhadapan langsung dengan kelompok penyerang.
Ia melihat langsung salah dua diantaranya membawa bom molotov, ada pula yang menggenggam bambu panjang dan batu.
Pelaku hendak membakar mobil salah satu anggota DPRD.
"Jadi pas saya mau lerai, kami berkelahi. Terus ada teman-temannya lagi datang bawa, batu. Yang satu pukul kakiku pakai batu. Karena mereka terlalu banyak, saya terpaksa melarikan diri ke belakang sambil seret kaki," tutur Arief.
Sambil menahan rasa sakit, Arief melompat ke area perumahan di belakang gedung. Ia meminta bantuan warga untuk dibawa ke rumah sakit.
Hasil rontgen menunjukkan tulang kakinya mengalami retakan akibat pukulan keras.
"Saya harap polisi cepat dapat pelaku utamanya. Cara mereka sadis sekali, teman-teman kami ada yang meninggal, ada juga masih kritis," ucapnya.
![Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengunjungi korban kerusuhan di kota Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat 5 September 2025 [Suara.com/Lorensia Clara]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/09/05/19642-menteri-sosial-gus-ipul.jpg)
Abay Tak Selamat
Sebelum berhasil melarikan diri, Arief masih sempat melihat rekannya, Basri Akbar atau Abay, ikut membantu evakuasi orang-orang di dalam gedung.
Namun, Abay tak berhasil menyelamatkan dirinya sendiri. Ia menjadi salah satu korban jiwa dalam kerusuhan malam itu.
Di depan matanya, Arief juga menyaksikan bagaimana para pelaku mulai membakar motor milik Dinas Perhubungan. Empat unit sekaligus.
Tak puas menghancurkan motor, mereka lalu merembet ke mobil anggota dewan yang diparkir di dekat pos Satpol PP.
Api kian membesar. Sementara listrik gedung sudah dipadamkan.
Arief menyebut wajah para penyerang samar-samar tertutup kain, sehingga menyulitkan pelaku dikenali.
"Usianya saya perkirakan masih belasan. Tidak terlihat seperti mahasiswa," katanya.
Pemerintah Gerak Cepat
Meski masih trauma, Arief mengaku terharu dengan perhatian yang ia dapatkan.
Sejak awal, biaya perawatan korban ditanggung penuh oleh pemerintah daerah.
"Tidak ada sepersen pun yang kami bayar. Pak Gubernur, Wali Kota, pimpinan DPRD, semua bergerak cepat datang menjenguk," ujarnya.
Perhatian juga datang dari pemerintah pusat. Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf, bertemu langsung dengan Arief, Jumat, 5 September 2025.
Gus Ipul, sapaannya memeluk Arief. Ia memberi semangat dan memastikan negara hadir mendampingi para korban, baik dari kalangan masyarakat maupun petugas.
Ipul juga menemui keluarga korban lainnya, yaitu Rusdamdiansyah atau Dandi, Saiful Akbar, Sarinawati dan Akbar Basri atau Abay.
"Presiden memiliki atensi yang luar biasa terhadap korban. Kita berbela sungkawa, mendoakan yang wafat agar amal ibadahnya diterima Allah SWT, wafat dalam keadaan husnul khatimah. Untuk korban luka-luka, kita pastikan mendapat perawatan dan rehabilitasi," kata Gus Ipul.
Selain itu, Kementerian Sosial juga menyiapkan santunan, bantuan hukum, hingga program rehabilitasi sosial bagi korban.
Data sementara mencatat secara nasional terdapat tujuh orang meninggal dunia dan sembilan orang luka berat akibat demonstrasi ricuh di berbagai daerah.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing