Suara.com - Jurnalis Senior, Agi Betha menyoroti soal kegiatan Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka belakangan ini usai Presiden Prabowo Subianto bertolak ke China.
Tugas dari seorang presiden yang seharusnya kini bisa digantikan oleh Gibran, menurut Agi justru tidak tercover.
“Kalau melihat aktivitas Gibran belakangan ini ya, kita melihatnya bukan sebagai orang yang berada di struktur tertinggi dan malah kalah dari bawahannya, yaitu anggota kabinet lainnya, Menko, Kepolisian, Menteri,” ujar Agi, dikutip dari youtube Off The Record FNN, Sabtu (6/9/25).
“Tidak berubah, misalnya di Medan dia ikut acara di Gereja. Padahal di Medan itu rusuh tidak berhenti, bahkan diberlakukan WFH, sampai mahasiswa USU juga disuruh belajar di rumah,” tambahnya.
Menurut Agi, kondisi Indonesia yang kini tengah panas dengan adanya aksi demonstrasi diberbagai kota besar, harusnya mendapat perhatian lebih dari Gibran.
Namun, Agi menilai Gibran justru tidak berperan dalam hal menjadi tangan kanannya Presiden Prabowo.
“Kalau saya lihat disemua kota itu masih ramai (Aksi Demonstrasi), jadi seharusnya Gibran sekarang ini kan menjadi tangannya Pak Prabowo setidaknya,” ucapnya.
“Tapi itu justru tidak terlihat sama sekali,” imbuhnya.
Agi menduga bahwa yang akan terjadi justru Presiden Prabowo turun tangan sendiri dengan melakukan pertemuan secara online bersama bawahannya.
Baca Juga: Profil Wibawanto, Disorot Usai Berani Beri Saran 'Cerdas' ke Presiden Prabowo
“Jadi mungkin kejadiannya seperti waktu yang lalu, dimana Pak Prabowo dari luar tetap melakukan pertemuan secara online (Zoom meeting) dengan bawahannya dan kemudian memerintahkan ini itu,” terangnya.
“Kalau saya melihatnya kejadiannya akan seperti itu,” tambahnya.
Agi mengatakan dengan kondisi Indonesia yang tengah panas, Gibran justru memilih untuk melakukan hal-hal yang seharusnya bisa dilakukan oleh rakyat biasa.
“Apa yang dilakukan Gibran ini hampir sama dengan apa yang dilakukan rakyat biasa. Jadi seperti misalnya dia tetap bagi – bagi sembako,” ujarnya.
“Mirip bapaknya, dan itu sekarang diturunkan pada Gibran dan Bobby ya.S Bobby juga membagikan sembako, karena memang itu taktiknya ya,” sambungnya.
Agenda bagi-bagi sembako yang dilakukan Gibran belakangan ini menurut Agi sangat kurang pas dengan momennya, sehingga ia menyebutnya hal itu hanya sebagai pencitraan saja.
“Jadi kalau dalam hal ini kita melihat itu pencitraan kan,” ucap Agi.
“Apasih dampak dari bagi-bagi sembako? Itu kan hanya spot itu saja, sangat kecil. Yang seharusnya itu bisa dilakukan oleh teman-teman LSM atau ibu-ibu peduli,” tambahnya.
Agi kemudian mengatakan bahwa bagi-bagi sembako adalah cara lawas yang dilakukan Presiden ke 7, Joko Widodo.
Cara tersebut kini menurut Agi diturunkan pada anak-anaknya. Agi juga menduga cara tersebut tidak akan pernah ditinggalkan.
“Saya rasa ini juga tim medianya atau tim konsultannya tetap memberikan petunjuk itu melakukan itu (bagi-bagi sembako). Karena memang ini berhasil ya waktu jaman Jokowi, selama 10 tahun itu semuanya berhasil, bahkan juga berhasil untuk menaikkan Gibran,” urainya.
“Jadi sepertinya cara itu tidak akan ditinggalkan,” sambungnya.
Prabowo Bertolak ke China
Presiden Prabowo Subianto bertolak ke China untuk memenuhi undangan Presiden Xi Jinping, pada Selasa, 2 September 2025.
Informasi ini disampaikan oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi melalui unggahan Video Youtube Setpres.
Menurut keterangan Hadi, Kunjungan Prabowo ke China tersebut untuk menjaga hubungan bai kantar-kedua negara.
Sementara itu agenda utama kunjungan Prabowo ke China ini menurut Hadi adalah untuk menghadiri undangan parade militer.
Parade Militer di China tersebut menjadi ajang Presiden Xi Jinping menegaskan diri sebagai penjaga tatanan internasional di tengah ketidakpastian geopolitik.
Selain Presiden Prabowo, ada lebih dari 20 pemimpin dunia, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, yang hadir di Beijing.