'Pikirannya Duit Melulu!' Sindiran Felix Siauw saat Pejabat Remehkan Tuntutan Rakyat 18+7

Tasmalinda Suara.Com
Selasa, 09 September 2025 | 19:35 WIB
'Pikirannya Duit Melulu!' Sindiran Felix Siauw saat Pejabat Remehkan Tuntutan Rakyat 18+7
Felix Siauw

Suara.com - Baca 10 detik

  • Ustadz Felix Siauw melontarkan kritik keras kepada pejabat negara yang dinilainya sering melakukan blunder komunikasi.
  • Felix menyoroti dua pernyataan fatal: menyebut gerakan 17+8 tuntutan rakyat sebagai “sebagian kecil”
  • Menutup kritiknya, Felix menyebut pejabat banyak gaya justru menunjukkan banyak tekanan

Sebuah kritik pedas dari Ustadz Felix Siauw kini viral dan menggema di media sosial, merangkum frustrasi jutaan rakyat Indonesia. Kali ini Felix Siauw "menyemprot" habis-habisan kualitas komunikasi para pejabat negara yang menurutnya terus-menerus melakukan blunder.

Puncaknya, ia melontarkan sebuah usulan yang sangat menohok namun diamini banyak orang yakni "Siapapun yang diminta untuk mengurusi urusan rakyat, mending belajar ngomong dulu," ujar Felix.

1. Akar Masalah: Omongan yang "Sangat Menyebalkan"

Felix Siauw memulai kritiknya dengan sebuah pertanyaan retoris yang getir yakni "Susah ya jadi warga negara Indonesia?" 

Alasannya, kata dia, karena publik tidak bisa menilai kinerja teknis pejabat, namun sangat bisa merasakan betapa "menyebalkannya" ucapan mereka.

"Karena kita gak tahu hebat ekonomi (atau tidak)... Apa yang sudah keluar dari mulut sangat menyebalkan," ujar Felix.

Menurutnya, inilah blunder fundamental para pejabat yakni mereka gagal berkomunikasi dengan empati, dan justru seringkali meremehkan dan merendahkan kecerdasan rakyat.

2. Blunder Meremehkan Gerakan 18+7  Sebagai "Sebagian Kecil"

Baca Juga: Sri Mulyani Pamit: Akhir Era 16 Tahun Sang Bendahara Negara

Felix menyoroti pernyataan seorang pejabat yang menyebut gerakan "17+8 Tuntutan Rakyat" sebagai gerakan "sebagian kecil" atau "sedikit rakyat Indonesia".

Bagi Felix, ini adalah logika yang sangat berbahaya.

"(Artinya) semua yang kita buat, ialah tidak penting karena dilakukan oleh sebagian kecil." katanya.

Ia mempertanyakan, apakah pemerintah baru akan mendengar jika gerakan ini sudah menjadi sangat besar? "

Lalu Felix mempertanyakan jika gerakan dilakukan lebih besar yakni "berarti sudah telat?" sindir Felix.

Ini adalah tuduhan bahwa pemerintah hanya mau mendengar jika sudah terdesak, bukan karena benar-benar peduli.

3. Blunder Fatal #2: Menuduh Semua Demo Karena "Soal Duit"

Kritik paling tajam dilontarkan pada pernyataan pejabat yang menganggap jika ekonomi rakyat ditingkatkan dan semua sibuk cari duit, maka tidak akan ada lagi demo.

"Itu artinya demo dilakukan karena kita miskin, karena soal duit. Mungkin disamakan dengan pemikirannya, pikirannya duit," sambungnya.

Felix menilai pejabat tersebut telah merendahkan seluruh perjuangan rakyat.

Ia menyiratkan bahwa tidak semua hal bisa diukur dengan uang. Tuntutan akan keadilan, reformasi, dan pemerintahan yang bersih adalah sebuah perjuangan ideologis, bukan sekadar jeritan perut yang lapar.

Pernyataan tersebut adalah penghinaan terhadap nurani rakyat.

"Orang Banyak Gaya, Belajar Ngomong Dulu Deh!"

Felix Siauw menutup analisisnya dengan sebuah kesimpulan yang sangat pedas. Ia menyebut para pejabat ini sebagai cerminan dari "orang-orang banyak gaya biasanya banyak tekanan."

Pesan terakhirnya adalah sebuah ultimatum sederhana yang kini menjadi seruan massal di media sosial, "Please pejabat belajar ngomong dulu. Belajar ngomong dulu deh!" ujarnya menegaskan.

Bagaimana menurut Anda? Apakah Anda setuju dengan kritik tajam Felix Siauw bahwa masalah utama pejabat kita adalah cara mereka berbicara?

Diskusikan di kolom komentar!

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI