Kenapa Anak-anak Ikut Unjuk Rasa? Ini Temuan Menteri Perlindungan Anak

Muhammad Yunus Suara.Com
Selasa, 09 September 2025 | 21:26 WIB
Kenapa Anak-anak Ikut Unjuk Rasa? Ini Temuan Menteri Perlindungan Anak
Ilustrasi: Sejumlah demonstran dibubarkan oleh pihak kepolisian di DPRD Sulawesi Utara, Senin (1/9) [Suara.com/Antara]
Baca 10 detik
  • Anak Terlibat Demo Karena Ajakan Menyesatkan di Aplikasi Percakapan
  • Ratusan Anak Terlibat Unjuk Rasa di Berbagai Kota, Satu Pelajar Meninggal
  • Mayoritas Anak yang Terlibat Demo Adalah Pelajar SMA, Ada Juga Siswa SD

Suara.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi menyebut keterlibatan anak.

Dalam aksi unjuk rasa di sejumlah daerah pada beberapa waktu lalu, dipicu karena ajakan menyesatkan melalui aplikasi percakapan.

Ia menjelaskan banyak anak tidak mengetahui tujuan sebenarnya saat berada di lokasi unjuk rasa.

Karena informasi yang mereka terima justru berupa ajakan menonton konser musik atau pertandingan sepak bola.

“Dari penjajakan yang kami lakukan, jadi mereka lewat WhatsApp itu informasinya mau diajak nonton konser, mau diajak nonton pertandingan sepak bola, tetapi ternyata mereka diturunkan di tempat itu (lokasi aksi),” kata Arifah di Cirebon, Jawa Barat, Selasa 9 September 2025.

Menurut dia, pola ajakan melalui pesan menyesatkan ini membuat anak-anak mudah terbujuk tanpa menyadari risiko yang dihadapi ketika berada di tengah kerumunan massa.

Kementerian PPPA yang berada di kluster tiga, lanjut dia, memiliki peran koordinatif sehingga langsung berkoordinasi dengan dinas PPPA di tingkat provinsi dan kabupaten/kota untuk melakukan penjangkauan.

Pihaknya pun bekerja sama dengan kepolisian, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), serta sejumlah instansi lain untuk melakukan pendataan agar data yang dihimpun lebih menyeluruh.

Arifah menyebutkan jumlah anak yang diduga terlibat aksi unjuk rasa cukup banyak, serta tersebar di berbagai daerah.

Baca Juga: Parfum Gak Sekadar Wangi: Ini Cara Anak Muda Ekspresikan Diri Lewat Aroma

Ia mencontohkan di Jakarta misalnya, tercatat ada 156 anak ikut demo pada 25 Agustus dan 110 anak pada 28 Agustus 2025.

Bahkan, satu pelajar bernama Andika di Tangerang pun dilaporkan meninggal dunia usai mengikuti aksi unjuk rasa.

Di daerah lain, kata dia, pelibatan anak pun tercatat cukup banyak seperti di Makassar ada satu anak, Bali 39 anak, Semarang sekitar 300 anak, Yogyakarta 25 anak dan Surabaya 56 anak.

“Sedangkan untuk di Jawa Barat, jumlah seluruhnya sekitar 293 anak,” ujarnya.

Ia menyebutkan mayoritas anak yang terlibat adalah pelajar tingkat menengah atas, namun ada pula yang masih duduk di bangku sekolah dasar.

Arifah menegaskan Kementerian PPPA bersama mitra lintas lembaga, kini memperkuat koordinasi untuk memastikan anak-anak tersebut tetap berada dalam lingkungan yang aman serta tidak lagi terlibat dalam aksi unjuk rasa.

“Tapi pokoknya, kita sama-sama menjaga supaya hal-hal ini tidak terjadi lagi. Kalau mau menyampaikan pendapat disampaikan dengan cara yang baik,” ucapnya.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI