Jokowi-Prabowo Bertemu di Kertanegara, Analis Ungkap Spekulasi di Balik Silaturahmi

Senin, 06 Oktober 2025 | 11:35 WIB
Jokowi-Prabowo Bertemu di Kertanegara, Analis Ungkap Spekulasi di Balik Silaturahmi
Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi menyambangi kediaman pribadi Presiden RI Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara Nomor IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. (Suara.com/Novian)
Baca 10 detik
  • Salah satu agenda utama pertemuan adalah permintaan izin Jokowi kepada Prabowo terkait ketidakhadirannya dalam acara HUT ke-80 TNI.
  • Pertemuan ini sebagai kesempatan bagi Jokowi untuk menjelaskan kepada Prabowo mengenai maksud di balik permintaannya kepada para relawan.
  • Jokowi juga disebut ingin memastikan kepada Prabowo bahwa Gibran tidak akan maju sebagai calon presiden pada 2029.

Suara.com - Pertemuan empat mata antara Presiden ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden RI Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, pada Sabtu (4/10/2025) lalu, memicu beragam spekulasi di tengah publik.

Analis komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga, mencoba mengurai kemungkinan-kemungkinan di balik pertemuan yang disebut-sebut hanya sebatas silaturahmi dan pembahasan masalah kebangsaan tersebut.

Menurut Jamiluddin, inisiatif pertemuan yang datang dari Jokowi ini wajar jika lebih banyak dikaitkan dengan kepentingan mantan presiden tersebut ketimbang Prabowo. Dengan minimnya informasi yang diberikan, berbagai tafsir pun bermunculan.

Jamiluddin menduga, salah satu agenda utama pertemuan adalah permintaan izin Jokowi kepada Prabowo terkait ketidakhadirannya dalam acara HUT TNI ke-80 di Monas pada 5 Oktober 2025.

"Sebagai orang Jawa, Jokowi tampaknya ingin menyampaikan langsung ke Prabowo mengenai pertimbangan ketidakhadirannya pada acara tersebut," ujar Jamiluddin kepada Suara.com, Senin (6/10/2025).

Spekulasi ini terbukti, di mana Jokowi memang tidak hadir dalam perayaan HUT TNI tersebut, dengan informasi yang beredar menyebutkan kondisi kesehatannya yang belum memungkinkan terkena sinar matahari.

Lebih lanjut, Jamiluddin juga melihat pertemuan ini sebagai kesempatan bagi Jokowi untuk menjelaskan kepada Prabowo mengenai maksud di balik permintaannya kepada para relawan untuk mendukung Prabowo-Gibran dua periode.

"Penjelasan itu bagi Jokowi bisa jadi dirasa penting agar Prabowo tidak salah memahami maksudnya. Setidaknya Jokowi tidak ingin permintaannya kepada relawan itu ditafsirkan oleh Prabowo sebagai bentuk tekanan dan paksaan," jelasnya.

Melalui pertemuan tatap muka, Jokowi diharapkan dapat memberikan penjelasan gamblang, sehingga isu dukungan dua periode ini tidak menjadi bola liar yang berpotensi merusak hubungannya dengan Prabowo.

Baca Juga: Minggu Malam di Kertanegara, Prabowo Temui Kepala BGN dan Sejumlah Menteri: Bahas Isu Apa?

Presiden Prabowo Subianto melakukan potong tumpeng saat menyambangi Wisma Danantara Indonesia yang kini resmi menjadi kantor Badan Pengelola Investasi Danantara. (Foto dok. Presiden)
Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka. (Foto dok. Presiden)

Selain itu, Jamiluddin menduga Jokowi juga ingin memastikan kepada Prabowo bahwa Gibran tidak akan maju sebagai calon presiden pada 2029, melainkan tetap setia mendampingi Prabowo sebagai wakil presiden.

"Jadi, silaturahmi ke Prabowo tampaknya hanya pembuka saja. Jokowi bisa saja ingin bertemu Prabowo untuk meredakan isu tak sedap terkait permintaannya kepada relawan untuk mendukung Prabowo-Gibran dua periode," kata dia.

Menurut Jamiluddin, persoalan lain seperti nasib relawan atau menteri yang dinilai loyalis Jokowi yang mungkin tersingkir dari kabinet Prabowo, bukanlah prioritas utama bagi Jokowi.

"Bagi Jokowi, persoalan relawannya bukanlah prioritas. Sebab, bagi Jokowi keluarganya yang harus aman dalam peta politik nasional," tegasnya.

Hal yang sama berlaku untuk menteri-menteri loyalisnya.

"Menteri loyalisnya boleh diganti, namun Gibran harus tetap wapres," imbuh Jamiluddin.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI