Viral Jejak Digital Ponpes Al Khoziny di Google Earth, Netizen: Bangunan Paling Gak Masuk Logika

Selasa, 07 Oktober 2025 | 18:34 WIB
Viral Jejak Digital Ponpes Al Khoziny di Google Earth, Netizen: Bangunan Paling Gak Masuk Logika
Ponpes Al Khoziny (Dok. BNPB)
Baca 10 detik
  • Pembangunan tanpa IMB dilakukan serampangan selama bertahun-tahun hingga roboh.

  • Struktur bangunan dinilai tidak layak, dengan pilar penyangga yang lemah.

  • Kelalaian konstruksi menyebabkan tragedi yang menelan banyak korban jiwa santri.

Suara.com - Tragedi ambruknya bangunan Pondok Pesantren atau Ponpes Al Khoziny yang menelan puluhan korban santri menyisakan duka mendalam.

Belakangan, terkuak fakta mengejutkan bahwa pembangunan Pondok Pesantren Al Khoziny tersebut ternyata tak mengantongi Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

Parahnya lagi, jejak digital melalui Google Earth dan Street View menjadi saksi bisu bagaimana bangunan ini "dipaksa" tumbuh secara serampangan dari tahun ke tahun hingga akhirnya runtuh.

Berdasarkan unggahan akun X @Incredibjly, kondisi Ponpes Al Khoziny masih relatif sederhana dan didominasi 3 lantai dengan halaman depan yang masih terbuka pada 2015-2017.

Pada 2019, pembangunan Ponpes Al Khoziny mulai agresif dengan bagian depan ditambah tiang pancang untuk lantai dua, sehingga membuat ruang terbuka di halaman semakin sempit.

Memasuki 2021, konstruksi pondok pesantren ini menjorok ke jalan karena gedung depan sudah menjadi dua lantai dan sedang dalam proses penambahan lantai ketiga.

Di tahun 2022, halaman depan praktis lenyap karena tertutup oleh bangunan tambahan yang sudah mencapai 4 lantai.

Bangunan terlihat sangat penuh sesak dan rapat, tanpa menyisakan ruang kosong sedikit pun di sisi depan pada 2023.

Meski bagian depan tak banyak berubah, pada 2024 fokus pembangunan bergeser ke area belakang, tepat di lokasi yang kelak menjadi titik tragedi.

Baca Juga: Bukan Yai Mim, Sahara yang Diduga Telah Pamer Video Intimnya dengan Pria Lain

Pada Juni 2024 ini, jejak digital Google Earth merekam adanya konstruksi masif yang sedang dikerjakan.

Pembangunan itu terus berlanjut hingga Juli 2025, di mana bangunan maut tersebut sudah mulai tertutup dan ditambah lantai baru.

Puncaknya September 2025, bangunan itu roboh dan menimpa ratusan santrinya.

Sejumlah warganet juga menyoroti pilar-pilar bagian depan gedung tersebut yang terlihat sangat ramping untuk menopang bangunan setinggi 4 lantai.

"Sumpah ini bangunan paling gak bisa diterima logika gue. Makin ke atas malah makin lebar, udah mana bangunannya tinggi lagi," kata @setmar**.

"Kalau dilihat seperti pilar yang di titik bawah, yang menjadi beban titik tumpu sangat tidak meyakinkan buat menompang ratusan santri. Terlihat bahwa tiang tersebut tidak cukup berisi untuk menompang beban seberat itu. Ditambah bangunan yang tidak terstruktur dengan perhitungan," kata @amdsng**.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI