Janji Hanya Jabat Gubernur Jakarta Satu Periode, Pramono: Saya Sudah Terlalu Lama Jadi Pejabat

Jum'at, 10 Oktober 2025 | 14:27 WIB
Janji Hanya Jabat Gubernur Jakarta Satu Periode, Pramono: Saya Sudah Terlalu Lama Jadi Pejabat
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo mengaku hanya ingin menjadi gubernur satu periode. (ANTARA/Lifia Mawaddah Putri).
Baca 10 detik
  • Pramono menegaskan dirinya hanya akan menjabat sebagai gubernur selama satu periode.
  • Politikus PDIP itu menceritakan perjalanan panjang kariernya di pemerintahan yang dimulai sejak usia muda.
  • Pramono mengaku tidak pernah bermimpi menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Suara.com - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menegaskan dirinya hanya akan menjabat sebagai gubernur selama satu periode.

Politikus PDI Perjuangan itu mengaku sudah terlalu lama berkecimpung di dunia pemerintahan.

“Saya target saya pengin jadi gubernur satu periode. Tetapi saya memutuskan, benar satu periode dan berhenti. Saya sudah jadi pejabat terlalu lama banget. 25 tahun enggak pernah putus. Tambah 5 tahun jadi gubernur sudah 30 tahun. Sudahlah,” kata Pramono dalam acara Top Team Workshop Bank BTN di Hotel Grand Hyatt, Jakarta Pusat, Jumat (9/10/2025).

Pramono menceritakan perjalanan panjang kariernya di pemerintahan yang dimulai sejak usia muda.

Ia sempat menjadi Sekretaris Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri di usia 34 tahun, kemudian Sekretaris Presiden di usia 35 tahun, hingga dipercaya menjabat Sekretaris Kabinet pada era Presiden Joko Widodo.

“Ketika umur 34 tahun saya sudah menjadi sekretaris wakil Presiden Megawati. Umur 35 menjadi sekretaris Presiden Megawati. Dua periode saya menjadi sekretaris kabinet di era Presiden Jokowi. Baru kemudian terakhir saya menjadi gubernur,” ujarnya.

Pramono mengaku tidak pernah bermimpi menjadi Gubernur DKI Jakarta. Ia menyebut keputusannya maju dalam pemilihan gubernur murni karena panggilan tanggung jawab, bukan ambisi pribadi.

“Saya sebagai Gubernur Jakarta, terus terang saya tidak pernah bermimpi dan tidak pernah berkeinginan sama sekali. Ketika saya ditunjuk menjadi calon gubernur, surveinya 0 persen. Semua orang bilang, ‘Lu gila mau menerima ini?’ Bahkan saya sendiri sempat berpikir begitu,” ucapnya.

Meski demikian, Pramono menekankan kerja keras dan disiplin menjadi kunci utama dirinya mampu bertahan dan membuktikan hasil nyata selama bertahun-tahun di pemerintahan.

Baca Juga: Soal Pemangkasan Dana Transfer, Pramono Pilih Cari 'Creative Financing' Ketimbang Protes ke Kemenkeu

“Satu kata kunci adalah kerja keras, disiplin, dan orang itu harus fokus pada apa yang diinginkan,” katanya.

Lebih lanjut, Pramono juga menyoroti pentingnya kepemimpinan yang terbuka dan kolaboratif. Ia menegaskan tidak membawa satu pun aparatur dari luar untuk menempati posisi strategis di Pemprov DKI Jakarta.

“Saya tidak membawa satu orang pun ASN dari luar untuk posisi-posisi jabatan strategis. Enggak ada yang saya bawa dari luar, satu pun enggak ada,” tegasnya.

Menurut Pramono, kebijakan itu membuat lingkungan kerja di Balai Kota menjadi lebih tenang dan solid. Ia juga menekankan pentingnya disiplin waktu sebagai bagian dari budaya kerja baru.

“Saya memang orang yang selalu datang 5 menit sebelum acara. Karena itulah yang mengubah culture kita. Percuma kita berteori kalau tidak bisa mendisiplinkan waktu,” pungkasnya.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI