- Candaan Presiden Prabowo soal 'kuliah di Oxford' sukses membuat miliarder media, Steve Forbes, tertawa terbahak-bahak.
- Steve Forbes adalah pewaris kerajaan media Forbes, lulusan Princeton, dan pernah menjadi kandidat calon presiden AS.
- Kekayaan bersihnya diperkirakan mencapai ratusan juta dolar, bersumber dari warisan bisnis media keluarganya.
Suara.com - Dalam ajang Forbes Global CEO Conference 2025 di Jakarta, suasana berubah menjadi cair dan penuh tawa. Kala Presiden Prabowo melontarkan candaan yang membuat Steve Forbes terbahak-bahak.
Hal ini terjadi ketika Steve Forbes, seorang mogul media yang dikenal serius dan berpengaruh, tidak mampu menahan tawanya akibat selera humor Presiden Indonesia, Prabowo Subianto.
Momen langka ini tidak hanya memperlihatkan sisi lain dari seorang pemimpin negara tetapi juga sisi humanis dari seorang miliarder sekaliber Steve Forbes.
Siapakah sebenarnya sosok di balik nama besar Forbes yang tawa lepasnya menjadi sorotan? Dan seberapa besar kekayaan yang ia kelola?
Profil dan Karier Steve Forbes
Di balik citra seriusnya, Malcolm Stevenson "Steve" Forbes Jr. adalah sosok dengan latar belakang yang mengesankan.
Lahir pada 18 Juli 1947, di Morristown, New Jersey, ia adalah pewaris kerajaan media yang didirikan oleh kakeknya, B.C. Forbes.
Pendidikan
Forbes merupakan lulusan Princeton University pada tahun 1970 dengan gelar dalam bidang sejarah.
Saat masih mahasiswa, ia menunjukkan bakat bisnisnya dengan mendirikan majalah Business Today bersama dua rekannya, yang kini menjadi majalah terbesar di dunia yang dikelola oleh mahasiswa.
Baca Juga: Menkeu Purbaya Tolak Bayar Utang Whoosh Pakai APBN, Rosan: Kami Sedang Evaluasi
Karier di Media
Setelah ayahnya, Malcolm Forbes, meninggal dunia pada tahun 1990, Steve mengambil alih kemudi sebagai Presiden, CEO, dan Editor-in-Chief Forbes Media.
Di bawah kepemimpinannya, Forbes tidak hanya bertahan di era digital tetapi juga berkembang pesat, terutama dengan peluncuran Forbes.com yang visioner pada tahun 1996.
Kiprah Politik
Forbes bukan hanya seorang pebisnis. Ia dua kali mencoba peruntungan untuk menjadi calon presiden dari Partai Republik pada tahun 1996 dan 2000.
Kampanyenya berpusat pada gagasan ekonomi, terutama penerapan flat tax atau pajak tunggal.
Meskipun gagal, ambisinya menunjukkan kedalaman minatnya pada kebijakan publik.
Mengintip Harta Kekayaan Steve Forbes
Sebagai kepala dari salah satu merek media paling terkenal di dunia, kekayaan Steve Forbes tentu menjadi sorotan.
Angka pastinya bervariasi tergantung pada sumber dan waktu penilaian, sebuah hal yang wajar untuk aset yang terikat pada valuasi perusahaan.
Estimasi Kekayaan
Berbagai sumber finansial menempatkan kekayaan bersih Steve Forbes di angka sekitar $200 juta hingga $430 juta (Rp 3,3 triliun - Rp 7,1 triliun).
Pada tahun 1996 saat ia mencalonkan diri sebagai presiden, majalah Fortune memperkirakan kekayaannya mencapai $439 juta.
Sumber Kekayaan
Sebagian besar kekayaannya berasal dari warisan keluarga, yaitu kepemilikan di Forbes Inc. Namun, ia juga berperan aktif dalam mengembangkan nilai perusahaan.
Pada 2014, keluarga Forbes menjual saham mayoritas perusahaan kepada grup investasi yang berbasis di Hong Kong dalam sebuah kesepakatan yang dilaporkan bernilai sekitar $475 juta, meskipun Steve Forbes tetap menjabat sebagai Chairman dan Editor-in-Chief.
Candaan Prabowo yang Mengocok Perut Steve Forbes
Semuanya berawal dari dialog santai antara Presiden Prabowo dan Steve Forbes di atas panggung Forbes Global CEO Conference 2025 di Jakarta.
Forbes, dalam perannya sebagai moderator, menyinggung candaan yang pernah dilontarkan Prabowo tentang pengalamannya sebagai "lulusan Harvard."
Menanggapi itu, Prabowo justru menceritakan lelucon serupa yang lebih segar. Ia berkisah tentang saat menghadiri perayaan ulang tahun Ratu Inggris di Jakarta.
Di acara itu, wakilnya yang merupakan lulusan London School of Economics (LSE) menjadi pusat perhatian para diplomat. Merasa sedikit terabaikan, Prabowo pun melontarkan pernyataan mengejutkan.
"Lalu saya (karena saya) ingin diperhatikan, saya menyela, saya bilang, sebenarnya, saya kuliah di Oxford," kenang Prabowo.
Seketika, perhatian seluruh ruangan beralih padanya. Para diplomat mengerumuninya, penasaran. Namun, sebelum mereka bertanya lebih jauh, Prabowo melancarkan pukulan telaknya.
"Tidak, tidak, tidak, sebenarnya, saya pergi ke toko buku di Oxford," lanjut Prabowo.
Pengakuan jenaka itu sontak meledakkan tawa di seluruh ruangan. Steve Forbes, yang duduk di sebelahnya, tertawa paling keras, sebuah reaksi lepas yang jarang tertangkap kamera dan menunjukkan betapa candaan tersebut sangat berhasil mencairkan suasana.
Candaan Presiden Prabowo berhasil menembus citra seorang Steve Forbes yang biasanya tampil analitis dan formal.
Peristiwa ini adalah pengingat bahwa humor adalah bahasa universal yang dapat menjembatani perbedaan budaya, politik, dan status sosial.
Momen tersebut menunjukkan seorang miliarder media dan seorang presiden bisa berbagi tawa yang sama, sama seperti orang biasa.
Apa pendapat Anda tentang peran humor dalam diplomasi dan dunia bisnis? Bagikan pandangan Anda di kolom komentar di bawah ini