- Dokter Tifa melontarkan kritik tajam kepada Rektor UGM Ova Emilia, menuding gaya pidatonya di depan Presiden Jokowi
- Di tengah serangan kritik terhadap Jokowi dan Gibran, survei Poltracking Indonesia menunjukkan mayoritas publik (56,8%) tidak percaya isu ijazah palsu Jokowi
- Pakar telematika Roy Suryo juga menyoroti kejanggalan, menyebut gestur "Salam UGM" yang dilakukan Jokowi
Suara.com - Suasana khidmat dalam acara Dies Natalis ke-62 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) mendadak riuh di jagat maya. Sorotan tajam datang dari pegiat media sosial, Tifauzia Tyassuma atau yang akrab disapa Dokter Tifa, yang mengkritik habis-habisan gaya pidato Rektor UGM, Ova Emilia, di hadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Melalui akun X pribadinya, Dokter Tifa tanpa tedeng aling-aling menilai gaya sang rektor tidak pantas dan jauh dari citra seorang pemimpin akademis.
"Bu Rektor Ova Emilia pada pidato ini terlalu genit, terlalu ganjen, sama sekali tidak elegan, anggun, apalagi berwibawa," tulis Dokter Tifa, dikutip Senin (20/10/2025).
Kritik pedas tersebut tidak berhenti di situ. Dokter Tifa bahkan menduga ada kekuatan bawah sadar yang membuat Ova Emilia kehilangan kontrol diri saat berpidato di depan Jokowi, yang merupakan alumnus Fakultas Kehutanan UGM angkatan 1980.
"Lebih parah lagi, ketika pidato matanya tertuju kepada orang yang bahkan tidak tahu untuk apa dia hadir di acara ini, kecuali sebagai Stuntmant yang lupa digambari tahi lalatnya," sambungnya.
Dalam acara yang digelar pada Jumat (17/10/2025) itu, Rektor UGM Ova Emilia memang menyambut hangat kehadiran Jokowi. Dalam sambutannya, ia secara khusus menyebut Jokowi sebagai kebanggaan almamater.
"Yang terhormat Presiden ke-7 RI Bapak Joko Widodo alumni Fakultas Kehutanan angkatan 1980, kebanggaan Fakultas Kehutanan UGM," kata Ova.
Komentar Dokter Tifa ini seolah menjadi babak baru dalam polemik panjang seputar keaslian ijazah Jokowi yang terus disuarakan oleh sejumlah kritikus.
Namun, di tengah gencarnya serangan isu ijazah palsu dan wacana pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, sebuah survei nasional dari Poltracking Indonesia justru menunjukkan hasil yang kontras.
Baca Juga: Survei Poltracking: Isu Ijazah Palsu Jokowi Tak Dipercaya Publik, Upaya Gulingkan Gibran Juga Gagal?
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda Rasyid, mengungkapkan bahwa mayoritas publik tidak memercayai isu tersebut.
“Apakah percaya terkait isu ijazah palsu ini, yang percaya 16,1 persen, yang tidak percaya jauh lebih banyak, 56,8 persen,” ujar Yuda saat memaparkan hasil surveinya, Selasa (21/10/2025).
Survei yang sama juga menunjukkan rendahnya dukungan publik terhadap wacana pemakzulan Gibran. Mayoritas responden (50,5 persen) bahkan tidak mengetahui adanya isu tersebut. Dari yang mengetahui, penolakan terhadap pemakzulan sangat signifikan.
“Kalau kita tanya tingkat kesetujuannya, yang setuju 18,3 persen, jauh lebih banyak yang tidak setuju, 46,0 persen,” tandasnya.
Meski data survei menunjukkan sentimen publik yang berbeda, para kritikus tetap tak bergeming. Pakar telematika, Roy Suryo, turut menyoroti kejanggalan lain dalam acara Dies Natalis UGM. Ia mengkritik cara Jokowi melakukan "Salam Lestari" dan "Salam UGM" yang dinilainya sangat canggung.
“Sangat lucu saat dilaksanakan Salam Lestari dan Salam UGM yang tampak sangat canggung dilakukan oleh Jokowi,” ujar Roy dikutip Minggu (19/10/2025). “Mungkin tidak sempat dibriefing sebelumnya oleh sutradara acara itu,” tambahnya sinis.