Viral Mandor TKA Dikeroyok di Morowali, Arogan Jadi Pemicu? Ini 4 Faktanya

SumarniIsmail Suara.Com
Rabu, 29 Oktober 2025 | 07:52 WIB
Viral Mandor TKA Dikeroyok di Morowali, Arogan Jadi Pemicu? Ini 4 Faktanya
Seorang mandor dikeroyok hingga tewas (Instagram)
Baca 10 detik
  • Video viral menunjukkan seorang mandor TKA di PT FMI Morowali dikeroyok rekan kerjanya hingga terkapar.

  • Insiden dipicu oleh teguran kasar sang mandor yang berujung adu mulut dan pemukulan pertama.

  • Pengeroyokan terjadi karena solidaritas pekerja lain yang kesal dengan sikap arogan sang mandor.

Suara.com - Sebuah video yang menunjukkan insiden pengeroyokan di kawasan industri PT FMI, Morowali, Sulawesi Tengah, pada Rabu (22/10/2025), viral di media sosial.

Dalam rekaman tersebut, seorang tenaga kerja asing (TKA) yang diketahui berposisi sebagai mandor terlihat terkapar tak berdaya setelah dihajar oleh sekelompok rekan kerjanya.

Peristiwa ini sontak memicu berbagai reaksi dan menyoroti pentingnya etika serta komunikasi di lingkungan kerja multinasional.

Apa sebenarnya yang terjadi? Berikut adalah 4 fakta kronologis yang merangkum pemicu insiden tersebut.

1. Bermula dari Teguran Keras di Area Kerja

Semuanya berawal dari sebuah interaksi kerja yang biasa terjadi. Sang mandor dilaporkan menegur salah satu pekerja yang sedang bertugas memindahkan material.

Namun, menurut keterangan saksi di lokasi, cara teguran yang dilontarkan sang mandor jauh dari kata profesional.

Ia dikenal memiliki reputasi sebagai atasan yang kasar dan arogan, sehingga tegurannya diterima sebagai provokasi oleh sang pekerja.

2. Adu Mulut 

Baca Juga: Heboh Undi Doorprize di Acara Mancing Gratis, Tupoksi Gibran Disorot: Wapres Rasa Lurah

Pekerja yang tidak terima dengan perlakuan kasar sang mandor pun melawan.

Adu mulut tak terhindarkan dan suasana di area kerja seketika memanas. Situasi semakin runyam ketika perselisihan verbal berubah menjadi kekerasan fisik.

Seorang saksi mata mengungkapkan fakta krusial, "Itu mandor yang dikeroyok dia tu kasar orangnya, dia duluan juga yang memulai pukul," ujarnya.

Tindakan pemukulan inilah yang menjadi titik api penyulut insiden yang lebih besar.

3. Solidaritas Pekerja dan Pengeroyokan Massal

Seorang mandor dikeroyok hingga tewas (Instagram)
Seorang mandor dikeroyok hingga tewas (Instagram)

Tindakan mandor yang memukul pekerja ternyata memicu reaksi keras dari TKA lainnya.

Menurut saksi, ada alasan spesifik mengapa pekerja lain ikut tersulut emosinya.

"Yang dia pukul bukan bagian dari anggotanya, makanya dikeroyok dia sama Cina lain," ungkapnya.

Hal ini menunjukkan bahwa sang mandor dianggap telah melampaui batas wewenangnya dan mencampuri urusan tim lain.

Solidaritas di antara para pekerja pun muncul, dan mereka bersama-sama mengeroyok sang mandor sebagai bentuk pembelaan.

4. Puncak Kekesalan 

Insiden ini bukanlah kejadian spontan tanpa sebab. Pengeroyokan massal tersebut diduga kuat merupakan puncak dari akumulasi kekesalan para pekerja terhadap perilaku sang mandor.

Sikapnya yang disebut kerap semena-mena telah menciptakan lingkungan kerja yang tidak sehat dan penuh tekanan.

Amarah yang selama ini terpendam akhirnya meledak pada hari itu, menjadikan sang mandor target luapan emosi kolektif.

Peristiwa ini menjadi pengingat keras bahwa dalam dunia kerja, arogansi dan penyalahgunaan wewenang dapat berujung pada konsekuensi yang fatal.

Penutup

Seorang mandor dikeroyok hingga tewas (Instagram)
Seorang mandor dikeroyok hingga tewas (Instagram)

Insiden di Morowali ini lebih dari sekadar video viral tentang perkelahian di lingkungan kerja.

Peristiwa ini adalah sebuah cermin, sebuah pengingat keras bahwa di balik setiap seragam dan jabatan, ada batas kesabaran dan martabat manusia yang tidak bisa diabaikan.

Kasus ini menunjukkan betapa berbahayanya "bom waktu" yang tercipta dari arogansi, komunikasi yang buruk, dan penyalahgunaan wewenang.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI