- Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri mengingatkan pemerintah agar tidak gegabah dalam memberikan gelar pahlawan nasional.
- Ia menilai, gelar tersebut harus diberikan kepada sosok yang benar-benar menjadi teladan dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
- Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan, pesan Megawati itu menyoroti pentingnya melihat rekam jejak seseorang sebelum diangkat menjadi pahlawan.
Suara.com - Presiden kelima RI yang juga Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri sempat menyinggung soal pemberian gelar pahlawan.
Hal itu terjadi dalam pidato kuncinya seminar internasional peringatan 70 tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Blitar, Jawa Timur, Sabtu (1/11/2025).
Megawati mewanti-wanti agar pemerintah perlu mengkaji mendalam dan matang sebelum menobatkan seseorang sebagai pahlawan.
"Mbok, ya, hati-hati kalau mau jadiin pahlawan itu, lo. Ya, jangan gampang, dong," kata Megawati.
Wanti-wanti Megawati tersebut tak merujuk nama tertentu yang disebutkan.
Dirinya hanya menyampaikan, jika sosok Bung Karno sebagai orang yang layak diberikan gelar pahlawan dengan perjuangannya sebagai Proklamator.
"Kalau Bung Karno benar pahlawan," katanya.
Adapun usai acara, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto memberikan penjelasan soal apa yang dimaksud wanti-wanti Megawati tersebut.
Menurutnya, Megawati hanya ingin menegaskan makna dari pahlawan sebagai simbol ideal untuk menjadi teladan bagi pemuda.
Baca Juga: Megawati Ingatkan Soal Bahaya AI: Buat Saya yang Paling Baik Adalah Otak yang Diberikan Tuhan
"Gelar pahlawan sosok ideal yang menjadi suri teladan bagi seluruh anak bangsa, untuk itu, pesan Ibu Megawati ialah gelar pahlawan harus diberikan secara hati-hati," kata Hasto.
Ia menilai, maksud dari wanti-wanti itu juga, negara harus bisa melihat terlebih dahulu seseorang dalam kemerdekaan dan penegakan HAM sebelum menetapkan seseorang sebagai pahlawan.
"Kemudian bukan mengkhianati nilai kemanusiaan, apalagi kemudian punya catatan di dalam upaya untuk membungkam rakyat sendiri yang seharusnya dilindunginya," pungkasnya.