- Rencana Projo mengganti logo bergambar siluet wajah Jokowi dinilai pengamat sebagai langkah politik pragmatis Budi Arie Setiadi untuk menjauhkan organisasi dari citra Jokowi
- Jamiluddin Ritonga menilai Jokowi sudah tidak punya nilai jual politik, sehingga Budi Arie bermanuver, termasuk berencana gabung Gerindra, agar tidak dicap sebagai "ternak Jokowi" dan bisa tetap eksis di politik nasional
- Budi Arie menolak tudingan putus hubungan, menegaskan Projo lahir karena Jokowi dan menuduh adanya framing media yang berupaya mengadu domba
Suara.com - Relawan Pro-Jokowi (Projo) berencana 'membuang' siluet sang patron, Joko Widodo (Jokowi), hal ini seiring rencana penggantian logo organisasi. Langkah yang diinisiasi pasca Budi Arie Setiadi kembali didapuk sebagai ketua umum ini dibaca sebagai manuver politik pragmatis untuk melepaskan diri dari bayang-bayang Jokowi.
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menganalisa bahwa manuver ini didalangi langsung oleh Budi Arie. Menurutnya, Budi Arie sadar betul bahwa Jokowi sudah tidak lagi memiliki nilai jual politik yang kuat pasca lengser dari kursi kepresidenan.
"Sebagai sosok pragmatis, kiranya wajar bila Budi Arie menginginkan pergantian logo tersebut," ujar Jamiluddin kepada Suara.com, Senin (3/11/2025).
Jamiluddin menilai, Budi Arie merasa perlu segera menjauhkan Projo dari citra Jokowi agar organisasi dan karier politiknya tidak ikut tenggelam. Menghapus siluet wajah Jokowi dari logo adalah langkah simbolis yang paling kentara.
"Salah satu upaya itu dengan mengganti logo. Bagi Budi Arie, bila tetap menggunakan logo dengan siluet Jokowi dapat menenggelamkan dirinya dan Projo dalam politik nasional," jelas Jamiluddin.
Indikasi 'balik badan' ini tidak hanya terlihat dari wacana perubahan logo. Rencana Budi Arie untuk merapat ke Partai Gerindra, alih-alih Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang kental dengan nuansa Jokowi, semakin mempertegas analisa ini.
"Sebab, bila Budi Arie ke PSI, ia akan dinilai masih ternak Jokowi. Hal ini tentu tidak menguntungkannya secara politis dan dapat menenggelamkan karier politiknya. Karena itu, wajar bila Budi Arie dan Projo berupaya balik badan agar predikat ternak Jokowi dapat diminimalkan," papar Jamiluddin.
Menurutnya, semua langkah ini adalah kalkulasi politik matang untuk memastikan eksistensi Budi Arie di panggung politik nasional. Ia bahkan tak akan ragu untuk meninggalkan gerbong yang telah membesarkannya jika sudah tidak lagi menguntungkan.
"Budi Arie tidak akan peduli meninggalkan orang yang membesarkannya. Baginya, perahu itu hanya tempat persinggahannya. Ia akan singgah di perahu itu selama menguntungkannya. Sebaliknya ia akan tinggalkan perahu itu bila secara politis sudah tidak menguntungkannya," kata Jamiluddin.
Baca Juga: Heboh Cuitan Susi Pudjiastuti Tantang Prabowo Panggil Bandar Judol, Nama Budi Arie Disebut-sebut
Budi Arie Bantah Putus Hubungan
Di sisi lain, Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi menepis keras tudingan bahwa organisasinya memutus hubungan dengan Jokowi. Ia menyebut pemberitaan yang beredar adalah upaya framing untuk mengadu domba.
"Saya ingin menjelaskan kepada teman-teman media sekalian karena dari perkembangan berita ini seolah-olah disampaikan terkesan Projo putus hubungan dengan Pak Jokowi. Jangan di-framing," tegas Budi dalam sambutannya di Kongres ke-III Projo, Jakarta, Minggu (2/11/2025).
Budi menegaskan bahwa Projo lahir dan ada karena sosok Jokowi. Ia meminta media tidak menciptakan narasi perpecahan di antara anak bangsa.
"Projo ini lahir karena ada Pak Jokowi. Tolong kepada semua media jangan mengadu domba sesama anak bangsa. Projo itu sejatinya lahir karena ada seorang pemimpin rakyat yang harus lahir dari kandungan rakyat itu sendiri yang bernama Bapak Joko Widodo," seru Budi.
Ia menambahkan bahwa sejarah Projo selama satu dekade, dari 2014 hingga 2024, adalah sejarah perjalanan politik Jokowi. "Jadi sejarah Projo adalah sejarahnya Bapak Jokowi sampai 10 tahun berlangsung dari 2014 sampai 2024 karena saya mendapat berita Dari berbagai media kok ada bilang Projo pisah dari Bapak Jokowi? Ini luar biasa sekali framing adu dombanya," kata Budi.