Penipuan Digital Makin Marak, Pakar Siber Beberkan Ciri Pelaku dan Cara Aman Hindarinya

Selasa, 04 November 2025 | 11:59 WIB
Penipuan Digital Makin Marak, Pakar Siber Beberkan Ciri Pelaku dan Cara Aman Hindarinya
Ilustrasi keamanan siber. [Pexels]
Baca 10 detik
  • Modus penipuan digital kini makin beragam, mulai dari fake call hingga phishing yang memanfaatkan kepercayaan pengguna.
  • Pakar siber Finnet Indonesia, Sudhista Febriawan Wira Pratama, menilai kesadaran dan literasi keamanan siber masyarakat masih menjadi tantangan besar.
  • Ia menegaskan, pencegahan paling efektif adalah kombinasi antara sistem keamanan berlapis dan kewaspadaan pengguna dalam menjaga data pribadi.

Suara.com - Modus penipuan digital semakin banyak dan beragam. Cara pelaku melakukan penipuan secara digital juga bermacam-macam mulai dari fake call dan phishing hingga social engineering yang memanfaatkan kepercayaan antar individu. 

Pakar siber dari GHO Cyber Security and Fraud Management Finnet Indonesia, Sudhista Febriawan Wira Pratama mengatakan hal ini menunjukkan jika tingkat literasi keamanan siber masyarakat masih menjadi catatan dan tantangan besar.

Diperlukan Kolaborasi antara pemegang otoritas, penyedia layanan dan upaya edukasi publik serta perilaku dan kewaspadaan digital menjadi salah satu kunci penting menghindari penipuan tersebut.

Sudhista menuturkan ciri utama pelaku penipuan digital biasanya tergesa-gesa dalam menjanjikan hadiah atau meminta data sensitif. 

Sebabnya, Sudhista memberikan langkah mitigasi sederhananya yakni jangan klik link yang dikirim pelaku penipuan, jangan membagikan OTP, instal aplikasi hanya dari sumber resmi dan selalu verifikasi sumber komunikasi.

Sudhista kemudian melanjutkan, sistem keamanan digital yang dimiliki penyedia infrastruktur seperti Finnet memang sudah dirancang berlapis mencakup fraud detection, data protection dan monitoring realtime.

"Namun perlu dipahami bahwa banyak kasus penipuan digital terjadi bukan karena kelemahan sistem,melainkan karena manipulasi sosial yang menargetkan pengguna langsung," kata Sudhista, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (4/11/2025).

Artinya, lanjut Sudhista sistem sebenarnya mampui mendeteksi anomali transaksi, namun tidak selalu bisa mencegah seseorang memberikan OTP, PIN atau data pribadi kepada pelaku penipuan digital.

"Karena itu pencegahan paling efektif tetap kombinasi antara teknologi yang kuat dan kesadaran pengguna yang tinggi," jelasnya.

Baca Juga: Synology Catatkan Pertumbuhan Data Melonjak 400 Persen, Hadirkan Solusi AI dan Keamanan Data Tangguh

Sudhista juga memberikan tips aman bagi para pengguna digital payment. Salah satunya yakni saat menerima fake call atau panggilan palsu tidak dikenal jangan pernah menyebutkan OTP atau data pribadi melalui telepon.

"Lalu segera tutup panggilan telepon dan hubungi call center resmi," ucapnya.

Selain itu, Sudhista juga memberikan saran terkait maraknya link penipuan digital. Ia mengebut jika jangan mengklik link dari pesan chat pribadi, instal aplikasi hanya dari Play Store atau App Store kemudian hapus pesan mencurigakan dan laporkan sebagai spam.

"Keamanan bukan tanggung jawab satu pihak tapi kesadaran bersama," tandasnya.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI