Kondisi Pelaku Membaik, Polisi Dalami Motif 'Memetic Violence' di Kasus Ledakan SMAN 72

Kamis, 13 November 2025 | 14:57 WIB
Kondisi Pelaku Membaik, Polisi Dalami Motif 'Memetic Violence' di Kasus Ledakan SMAN 72
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto. [Suara.com/Faqih]
Baca 10 detik
  • Kondisi pelaku ledakan F membaik, namun belum bisa dimintai keterangan oleh pihak kepolisian.

  • Densus 88 sebut motifnya bukan terorisme, melainkan memetic violence atau meniru kekerasan online.

  • Kondisi psikologis pelaku diduga pemicu, karena merasa kesepian dan tak punya tempat curhat.

Suara.com - Polisi memastikan kondisi Anak Berkonflik dengan Hukum (ABH) berinisial F, pelaku peledakan bom di SMAN 72 Jakarta, telah berangsur membaik. F kini sudah sadar, namun belum dapat dimintai keterangan karena masih dalam masa pemulihan di Rumah Sakit Polri Kramat Jati.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Budi Hermanto, mengatakan bahwa pemeriksaan terhadap sejumlah saksi masih terus berlangsung.

“Kondisi ABH sudah sadar, akan tetapi masih belum bisa diminta keterangan karena masih dalam masa pemulihan,” kata Budi saat dikonfirmasi, Kamis (13/11/2025).

Ia menambahkan, ayah F telah dimintai keterangan dua hari lalu, sementara hari ini, pemeriksaan difokuskan pada 46 saksi anak lainnya yang merupakan teman sekolah pelaku.

Bukan Terorisme, tapi Memetic Violence

Dalam penyelidikannya, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menegaskan bahwa aksi yang dilakukan F tidak berkaitan dengan jaringan terorisme. Juru Bicara Densus 88, AKBP Mayndra Eka Wardhana, menyebut tindakan ini sebagai Memetic Violence (kekerasan mimetik).

“Sampai saat ini tidak ditemukan aktivitas terorisme. Ini murni tindakan kriminal umum. Dalam komunitas kekerasan daring, ini ada istilah Memetic Violence,” ungkap Mayndra dalam konferensi pers, Selasa (11/11/2025).

Kekerasan mimetik merujuk pada tindakan kekerasan yang muncul karena pelaku meniru aksi, ideologi, atau figur ekstrem yang mereka temui secara online. Hal ini diperkuat dengan temuan senjata laras panjang mainan milik F yang bertuliskan nama-nama tokoh yang diduga menjadi inspirasinya.

Diduga Merasa Kesepian

Baca Juga: Bantah Bullying! Gubernur DKI Ungkap Motif Ledakan di SMAN 72: Ternyata Ini Pemicunya

Selain itu, Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Iman Imanuddin, mengungkap faktor lain yang diduga memicu aksi nekat F, yaitu kondisi psikologisnya yang merasa kesepian dan tidak memiliki tempat untuk mencurahkan perasaan.

"Baik itu di lingkungan keluarga, lingkungan pertemanan, maupun lingkungan sekolah," beber Iman.

Seperti diketahui, ledakan terjadi di masjid SMAN 72 pada 7 November 2025 dan melukai 96 orang. Densus 88 menemukan total tujuh bom rakitan, di mana empat di antaranya berhasil meledak.

×
Zoomed

VIDEO TERKAIT

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI