Babak Baru Ledakan SMAN 72: Ayah Terduga Pelaku Diperiksa Intensif, Polisi Ungkap Fakta Ini

Bangun Santoso Suara.Com
Kamis, 13 November 2025 | 16:25 WIB
Babak Baru Ledakan SMAN 72: Ayah Terduga Pelaku Diperiksa Intensif, Polisi Ungkap Fakta Ini
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Asep Edi Suheri beserta jajaran dan Ketua KPAI memberikan keterangan saat konferensi pers penanganan kasus ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta di Gedung Promoter Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (11/11/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Baca 10 detik
  • Polda Metro Jaya telah memeriksa ayah dari siswa terduga pelaku ledakan SMAN 72 untuk mendalami latar belakang, mengingat pelaku tinggal hanya bersamanya
  • Sebanyak 46 siswa telah dimintai keterangan dengan pendampingan psikologi forensik, dan polisi telah menyita barang bukti vital seperti serpihan paku dari tubuh korban
  • Dugaan perundungan sebagai motif utama masih dalam tahap pendalaman dan belum dapat dipastikan, karena polisi masih menunggu kondisi terduga pelaku pulih pascaoperasi

Suara.com - Kasus ledakan yang mengguncang SMAN 72 Jakarta memasuki babak baru. Penyidik Polda Metro Jaya kini memfokuskan pemeriksaan pada orang-orang terdekat dari anak berkonflik dengan hukum (ABH) yang menjadi terduga pelaku utama, termasuk sang ayah.

Pemeriksaan terhadap ayah ABH menjadi langkah strategis kepolisian untuk mendalami latar belakang dan motif di balik peristiwa mengejutkan yang terjadi pada Jumat (7/11) lalu. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Budi Hermanto, mengonfirmasi langsung langkah penyelidikan ini.

"Sudah diminta keterangan dua hari lalu," kata Kombes Pol Budi Hermanto saat dikonfirmasi, sebagaimana dilansir Antara, Kamis (13/11/2025).

Pemeriksaan ini dilakukan seiring dengan terungkapnya fakta bahwa ABH selama ini tinggal berdua dengan ayahnya.

"ABH tinggal bersama ayahnya (di rumah), sementara ibunya bekerja di luar negeri," ungkap Budi dalam keterangan terpisah sehari sebelumnya, Rabu (12/11).

Selain sang ayah, penyidik juga bergerak cepat mengumpulkan keterangan dari lingkungan sekolah. Sebanyak 46 siswa telah diperiksa secara paralel untuk memetakan peristiwa dan potensi motif yang ada.

“Hari ini, yang diambil keterangan saksi anak ada 46 orang secara paralel dengan giat observasi dari APSIFOR,” ujar Budi, merujuk pada keterlibatan Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia dalam proses tersebut.

Fokus polisi tidak hanya pada saksi, tetapi juga pada bukti fisik yang krusial. Tim penyidik telah menyita sejumlah barang bukti penting yang ditemukan pada tubuh korban saat dirawat di Rumah Sakit Islam Jakarta.

Bukti-bukti itu diharapkan dapat memberikan gambaran jelas mengenai material ledakan yang digunakan.

Baca Juga: Siswa SMAN 72 Bantah Ada Bullying di Sekolah: Jangan Termakan Hoaks

“Kami sita barang bukti dari tubuh korban di Rumah Sakit Islam Jakarta, seperti barang bukti yang menempel di tubuh korban, seperti serpihan-serpihan ledakan, paku dan sebagainya yang sudah dikumpulkan oleh pihak RS," tutur Budi.

Sementara itu, dugaan perundungan atau bullying sebagai pemicu aksi nekat tersebut masih terus didalami.

Polisi belum bisa menyimpulkan motif ini karena kondisi terduga pelaku yang belum memungkinkan untuk dimintai keterangan secara mendalam.

"Masih pendalaman agar fakta sebenarnya bisa ditemukan karena ABH masih tahap pemulihan pascaoperasi," terang Budi.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI