-
Siswa SMP di Tangsel tewas diduga akibat perundungan yang terjadi sejak masa MPLS.
-
JPPI menilai ini adalah bukti kegagalan negara dalam melindungi siswa di lingkungan sekolah.
-
Kinerja satgas dan tim anti-kekerasan sekolah dinilai gagal dan hanya sebatas formalitas.
Suara.com - Kematian seorang siswa kelas 1 SMPN 19 Tangerang Selatan berinisial MH akibat dugaan perundungan (bullying) dinilai sebagai pertanda darurat kekerasan di dunia pendidikan. Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) menyebut insiden ini sebagai kegagalan sistemik negara dalam melindungi peserta didik.
Korban sempat mendapatkan perawatan medis akibat luka serius, namun nyawanya tidak tertolong.
JPPI menyoroti fakta bahwa praktik perundungan terhadap korban diduga telah berlangsung sejak Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada Juli lalu, tanpa adanya intervensi berarti dari pihak sekolah maupun Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan.
“Ini bukan sekadar kelalaian, tetapi bentuk nyata kegagalan negara dalam memastikan sekolah aman. Anak kehilangan nyawa, dan itu terjadi setelah berbulan-bulan pembiaran,” kata Koordinator Nasional JPPI, Ubaid Matraji, dalam pernyataannya, Senin (17/11/2025).
JPPI mendesak pemerintah pusat dan daerah untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan. Menurut Ubaid, satgas tersebut tidak menjalankan mandatnya dengan baik, meskipun telah menerima fasilitas dan anggaran dari negara.
“Selama ini kinerja Satgas tidak jelas. Anggotanya menerima fasilitas dan anggaran, tetapi hasil kerjanya tidak terlihat. JPPI meminta agar tidak ada lagi pejabat yang makan gaji buta dalam isu yang menyangkut keselamatan anak,” kritiknya.
Selain satgas di tingkat daerah, JPPI juga menyoroti lemahnya Tim Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan (TPPK) di level sekolah, yang dinilai hanya dibentuk sebagai formalitas tanpa fungsi perlindungan yang nyata.
“Jika TPPK bekerja sebagaimana mestinya, tidak mungkin kita terus melihat korban berjatuhan. Kejadian ini tidak hanya terjadi di Tangsel, tapi di banyak daerah lain,” ucap Ubaid.
JPPI menilai perbaikan kinerja Satgas dan TPPK menjadi langkah mendesak agar tragedi serupa tidak terulang kembali.
Baca Juga: Bullying dan Kelas Sosial: Anak Miskin Lebih Rentan Jadi Target