Jember Kota Cerutu Indonesia: Warisan yang Menembus Pasar Global

Kamis, 20 November 2025 | 18:38 WIB
Jember Kota Cerutu Indonesia: Warisan yang Menembus Pasar Global
Cigar Jember (Dok: Foto BIN)

Suara.com - Bupati Jember Muhammad Fawait atau Gus Fawait terus memperkenalkan cerutu Jember di berbagai kesempatan, baik saat menerima tamu di pendapa maupun ketika berkunjung ke sejumlah daerah. Baginya, julukan “Jember Kota Cerutu” bukan sekadar slogan. Identitas itu sudah mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat, terutama di sentra tembakau seperti Ajung, Kalisat, dan Arjasa.

Di wilayah tersebut, tembakau tidak hanya menjadi komoditas ekonomi. Ia telah menjelma sebagai warisan budaya yang diwariskan lintas generasi.

“Cerutu bukan hanya produk tembakau, tapi simbol kerja keras, ketelatenan, dan seni tradisional. Inilah yang membedakan cerutu Jember dari produk lainnya,” ujar Gus Fawait, Rabu (19/11/2025)

Pada Juli 2025, Jember juga menggelar Festival Jember Kota Cerutu Indonesia (JKCI) yang bertujuan memperluas branding Jember sebagai pusat cerutu dunia.

Festival itu sekaligus membuka ruang bagi pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif berbasis komoditas unggulan.

Untuk diketahui, cerutu Jember sudah lama menembus pasar global. Dari gudang-gudang tua peninggalan kolonial hingga pabrik modern yang menggulung daun tembakau setiap hari, Besuki Na-Oogst menjadi salah satu produk yang paling dicari di Belanda, Jerman, Amerika Serikat, Malaysia, hingga Kuba.

Sejarah panjang tembakau Jember bermula pada 1771 saat VOC mulai mengembangkannya di wilayah ini. Industrialisasinya melonjak pesat pada 21 Oktober 1859 ketika tiga pengusaha BelandaGeorge Birnie, Mathiesen, dan Van Gennep mendirikan NV Landbouw Maatschappij Oud Djember (LMOD). Berdirinya perusahaan tersebut menjadi tonggak kelahiran industri cerutu modern di Jember.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jember, Bobby A Sandy mengatakan bahwa dulunya hanya ada tiga daerah yang menanam tembakau berkualitas ekspor Deli Serdang, Temanggung, dan Besuki.

“Sekarang yang bertahan hanya Jember,” ujarnya

Baca Juga: Pemkab Jember Siapkan Air Terjun Tancak Sebagai Destinasi Unggulan Baru

Menurut Bobby, tembakau BNO memiliki karakter halus, netral, dan lembut di tenggorokan. Keunggulan ini membuatnya menjadi pilihan utama untuk pembungkus (wrapper) dan pengikat (binder) cerutu premium di pasar internasional.

Daunnya yang lentur, kuat, dan tidak mudah sobek menjadi alasan banyak perusahaan cerutu dari Eropa hingga Amerika terus bergantung pada pasokan Jember.

Data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur mencatat ekspor tembakau Jember pada 2023 mencapai 3.028.537 kilogram dengan nilai devisa lebih dari 31,9 juta dolar AS atau sekitar Rp490 miliar. Tak hanya memasok bahan baku, sejumlah produsen lokal juga mulai menembus pasar internasional dengan merek sendiri. CV Dwipa Nusantara Tobacco (DNT), misalnya, berhasil mengekspor cerutu ke Malaysia pada Juli 2023 sebanyak 820 batang, dan ke Thailand pada Juli 2024 sebanyak 614 batang.

Meski potensinya besar, industri cerutu Jember masih menghadapi sejumlah tantangan, mulai dari perubahan iklim, regulasi global terkait tembakau, fluktuasi permintaan pasar, hingga minimnya regenerasi petani.

Untuk menjaga keberlanjutan industri ini, Pemkab Jember mulai mengintegrasikan sektor tembakau dengan pariwisata budaya. Salah satu konsep yang sedang disiapkan adalah Cigar & Tobacco Heritage Tour, yang akan mengajak wisatawan melihat langsung proses pengolahan tembakau, mencicipi cerutu lokal, dan menikmati suasana gudang klasik yang menyimpan sejarah panjang pertembakauan Jember.

Dukungan terhadap penguatan ekosistem cerutu juga datang dari pemerintah pusat. Pada 7 Mei 2025 lalu Bupati Jember bertemu Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ni Luh Puspa, membahas sinergi pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif berbasis produk unggulan seperti cerutu, kopi, dan kakao.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI