Kisah Pria Sampai Sewa Alat Berat Sendiri, Demi Temukan Jasad Ibu yang Tertimbun Longsor di Agam

Dinda Rachmawati Suara.Com
Selasa, 02 Desember 2025 | 18:22 WIB
Kisah Pria Sampai Sewa Alat Berat Sendiri, Demi Temukan Jasad Ibu yang Tertimbun Longsor di Agam
Terpaksa Sewa Alat Berat Sendiri! Demi Temukan Jasad Ibu yang Tertimbun Galodo di Agam (Dok. BBC Indonesia)
Baca 10 detik
  • Erik menyewa alat berat sendiri untuk mencari ibunya yang tertimbun rumah akibat galodo saat sedang salat.
  • Rumah ibunya hancur tertimbun lumpur dan kayu, sementara bantuan tak kunjung datang sehingga Erik harus menggali sendiri.
  • Setelah menemukan jenazah sang ibu, Erik memakamkannya; BPBD Sumbar mencatat 129 korban meninggal.

Suara.com - Kamis (27/11) sore yang seharusnya tenang berubah menjadi duka mendalam bagi warga Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Galodo, banjir bandang bercampur longsor menerjang pemukiman penduduk dengan cepat, membawa lumpur, batu-batu besar, serta reruntuhan pohon. 

Dari peristiwa itu, salah satu kisah paling menyayat datang dari seorang warga bernama Erik Andesra. Dikutip Instagram BBC Indonesia, ia menceritakan jika langsung bergegas menuju lokasi begitu mendengar kabar bahwa daerah tempat ibunya tinggal diterjang galodo. 

Namun setibanya di persimpangan jalan menuju rumah sang ibu, ia langsung disergap pemandangan yang membuat lututnya lemas.

Air berlumpur menggenangi wilayah itu, sementara bongkahan batu besar memenuhi aliran sungai. Rumah yang selama ini menjadi tempat ibunya tinggal, mendadak tak lagi terlihat.

“Saya sampai di lokasi, rumah sudah luluh lantak tertimbun lumpur, batu, dan pohon,” jelas Erik.

Ia masih berharap ibunya berhasil menyelamatkan diri. Namun beberapa menit kemudian, kabar yang datang justru menghentak perasaannya, ibunya berada di dalam rumah ketika terjangan galodo tiba. 

“Beliau sedang salat, lalu muncul lah air dari belakang. Mungkin tidak sempat lari waktu itu,” ujar Erik lirih saat mengenang detik-detik terakhir sang ibu.

Hari demi hari, Erik menyisir puing rumah yang telah berubah menjadi timbunan lumpur dan kayu. Namun pencarian dengan tangan kosong tidak membuahkan hasil. 

Bantuan alat berat juga tak kunjung datang. Situasi itu membuatnya terpaksa mengambil keputusan sulit, menyewa alat berat dengan biaya pribadi.

Baca Juga: Penampilan Verrell Bramasta Pakai Rompi Taktis di Area Banjir dan Longsor Jadi Perbincangan

“Saya menunggu bantuan, tidak kunjung tiba. Kalau hanya pakai tangan dan tenaga, kami tidak mampu. Jadi terpaksa alat berat. Itu alat beratnya saya rental sendiri,” ungkapnya.

Dengan alat berat itu, proses penggalian akhirnya bisa dilakukan lebih luas dan lebih dalam. Beberapa waktu kemudian, pencarian yang melelahkan itu menemukan titik akhir. 

Jasad sang ibu ditemukan dalam keadaan masih mengenakan mukena. “Mama saya meninggal dalam keadaan salat,” kata Erik.

Setelah penemuan itu, Erik segera mengevakuasi jenazah dan memakamkannya di pemakaman keluarga. 

Duka belum berhenti di situ, karena Erik juga masih berusaha menemukan empat anggota keluarga lainnya yang hilang dalam bencana tersebut.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat melaporkan bahwa 129 orang meninggal dunia, tersebar di tujuh kota dan kabupaten akibat galodo yang melanda wilayah tersebut.

Kisah Erik Andesra menjadi salah satu potret nyata bagaimana bencana bukan hanya merenggut nyawa dan harta benda, tetapi juga memaksa warga untuk berjuang sendiri di tengah keterbatasan bantuan. 

Meski begitu, keteguhan Erik dalam mencari ibunya hingga titik terakhir menunjukkan betapa besar cinta dan pengorbanan seorang anak, bahkan di tengah kehancuran dan duka yang mendalam.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI